(022) 42830750 [email protected]
Media Sosial :
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan PLTS Terapung di Indonesia

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan PLTS Terapung di Indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (floating photovoltaic) adalah solusi inovatif yang saat ini berkembang pesat di Indonesia sebagai alternatif pembangkit listrik ramah lingkungan.

Analisis Institute for Essentials Services Reform (IESR) menyebutkan bahwa potensi PLTS terapung di Indonesia mencapai 28,4 Gigawatt (GW). Potensi itu tersebar di 783 waduk dan danau yang masing-masing memiliki potensi minimal 1 Megawatt (MW).

Tidak heran jika pemerintah menargetkan untuk membangun 60 PLTS terapung di Indonesia sekaligus mendorong target bauran pembangkit listrik dari EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Secara konstruksi pemasangan floating photovoltaic ini dilengkapi dengan pelampung plastik berongga yang dirancang mampu menahan kondisi cuaca ekstrem dan potensi terjadinya gangguan pada kabel yang terhubung ke instalasi listrik yang ada di daratan.

Namun, karena karakternya yang terpasang di air membuat PLTS terapung juga memiliki dampak negative. Berikut kelebihan dan kekurangan PLTS terapaung (floating photovoltaic).

Kelebihan PLTS Terapung

1. Pemanfaatan Ruang

Dengan memanfaatkan permukaan air, PLTS terapung menghemat lahan darat yang biasanya digunakan untuk pertanian, permukiman, atau industri. Ini sangat relevan di Indonesia, di mana lahan daratan yang luas sering kali sulit diperoleh untuk proyek energi skala besar.

2. Meningkatkan Efisiensi Panel Surya

Air memiliki efek pendinginan alami yang dapat menurunkan suhu panel surya. Suhu yang lebih rendah ini membantu meningkatkan efisiensi panel, karena panel surya lebih efisien pada suhu yang lebih rendah.

3. Mengurangi Penguapan Air

Panel yang mengapung di atas waduk atau danau dapat mengurangi tingkat penguapan air, yang menguntungkan bagi daerah yang rentan terhadap kekeringan. Ini bisa menjadi keuntungan besar untuk manajemen air di Indonesia, terutama di wilayah dengan musim kemarau yang panjang.

4. Memperkecil Dampak Ekosistem Darat

Karena PLTS terapung ditempatkan di perairan, pembangunan ini tidak akan mengganggu habitat atau mengalihfungsikan lahan daratan, yang penting dalam menjaga keanekaragaman hayati di ekosistem darat.

5. Sumber Energi Terbarukan dan Bersih

Seperti PLTS pada umumnya, PLTS terapung tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara. Ini berkontribusi pada target Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai energi yang lebih bersih.

Kekurangan PLTS Terapung

1. Biaya Pemasangan yang Lebih Tinggi

Infrastruktur dan komponen tambahan, seperti pelampung, jangkar, dan sistem kelistrikan tahan air, menambah biaya instalasi PLTS terapung dibandingkan PLTS konvensional di daratan.

2. Pemeliharaan yang Lebih Rumit

PLTS terapung memerlukan pemeliharaan yang lebih rumit karena risiko korosi yang lebih tinggi di lingkungan basah dan sulitnya akses. Peralatan yang tahan air juga membutuhkan biaya lebih dan prosedur pemeliharaan yang lebih khusus.

3. Dampak Ekologi Perairan

Bayangan dari panel surya dan keberadaan struktur di atas air dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke air, yang mungkin mengganggu ekosistem akuatik, terutama dalam hal fotosintesis tumbuhan air.

4. Rentan Terhadap Cuaca dan Alam

Cuaca ekstrem seperti angin kencang, ombak, atau gempa bumi dapat merusak instalasi PLTS terapung. Sistem harus dirancang dengan sangat kokoh untuk menghadapi cuaca Indonesia yang beragam, terutama selama musim hujan atau di wilayah yang rentan terhadap gempa.

5. Potensi Gangguan Terhadap Aktivitas Perairan

Waduk dan danau sering kali digunakan untuk kegiatan lainnya, seperti irigasi, perikanan, atau pariwisata. PLTS terapung bisa mengurangi area yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas-aktivitas ini atau mengganggu jalur perahu nelayan.

PLTS terapung menawarkan potensi besar sebagai solusi energi terbarukan di Indonesia, terutama untuk mengoptimalkan penggunaan ruang dan menjaga sumber daya air.

Namun secara realistis, PLTS terapung mungkin tidak akan menggantikan pembangkit listrik skala besar atau tren peningkatan PLTS Atas di darat dalam waktu dekat. Tetapi sangat mungkin bahwa mereka dapat mengisi peran pelengkap yang penting, menambah kapasitas yang saat ini masih kurang.

Bersamai SEI mari beralih menuju energi terbarukan!

PT Surya Energi Indotama Kontak Kami:
Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama (SEI) berdiri pada tanggal 6 Desember 2007 dan diambil alih sebagai anak perusahaan dari PT Len Industri (Persero) pada 14 Januari 2009.