Bulan: Januari 2025
PT Surya Energi Indotama Gelar RUPS dan Sahkan RKAP 2025 Bersama Anak Perusahaan PT Len Industri (Persero)
Jakarta (30/01/2025) – PT Surya Energi Indotama (SEI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2025. Acara ini dilaksanakan bersama anak perusahaan PT Len Industri (Persero), diantaranya PT Len Railways System, PT Len Telekomunikasi Indonesia dan PT Eltran Indonesia. Rapat diadakan di Shangri-La Hotel Jakarta, yang dihadiri oleh Direksi serta jaajran dari PT Len Industri (Persero), serta Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran PT Surya Energi Indotama.
Acara diawali dengan sambutan dan paparan singkat dari Direktur Utama PT Surya Energi Indotama, I Made Sandika Dwiantara. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan kinerja Perusahaan serta tema dan sasaran utama perusahaan untuk RKAP tahun 2025, yakni "Level Up With Digital Transformation." Tema ini diusung dengan tujuan untuk mempercepat transformasi digital di seluruh lini bisnis agar dapat bersaing lebih baik di pasar global yang semakin dinamis.
I Made Sandika menjelaskan lima pilar utama dalam RKAP 2025 yang menjadi fokus PT Surya Energi Indotama pada tahun mendatang, diantaranya :
- Market Reposition
- Corporate Branding
- Operational Excellence
- Re-Implementasi ERP, dan
- Optimizing Human Development and Organization
Dalam rapat tersebut, PT Len Industri (Persero) sebagai pemegang saham mayoritas memberikan apresiasi atas kinerja positif yang telah ditunjukkan oleh PT Surya Energi Indotama selama ini. Len mengakui pencapaian perusahaan yang berkembang, baik dalam aspek operasional maupun pasar.
Namun, Len juga memberikan beberapa saran yang sangat konstruktif. Salah satu poin yang disampaikan adalah pentingnya SEI untuk selalu berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan manajemen risiko yang baik dalam setiap aspek operasional dan pengambilan keputusan perusahaan.
"Keberhasilan jangka panjang perusahaan akan sangat bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan transparansi, akuntabilitas, dan konsistensi dalam menerapkan standar GCG yang tinggi. Kami berharap PT Surya Energi Indotama dapat terus menjaga dan meningkatkan hal tersebut," ujar Tazar Marta Kurniawan selaku Direktur Operasi PT Len Industri (Persero).
Setelah seluruh agenda rapat diselesaikan dan disepakati, acara diakhiri dengan penandatanganan risalah rapat RKAP 2025 dan kontrak manajemen oleh seluruh pemegang saham dan Direksi. Penandatanganan ini menjadi simbol formal pengesahan RKAP 2025 yang akan menjadi panduan bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selama setahun ke depan.
Sebagai penutup, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama sebagai bentuk komitmen dan kebersamaan seluruh jajaran direksi dan komisaris dalam mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan.
Dengan pengesahan RKAP 2025, PT Surya Energi Indotama semakin mantap dalam melangkah menuju masa depan yang lebih baik. Sebagai bagian dari anak PT Len Industri (Persero), SEI berkomitmen untuk memanfaatkan potensi transformasi digital guna meningkatkan kualitas layanan, inovasi produk, dan efisiensi operasional. Dengan dukungan penuh dari pemegang saham, SEI bertekad untuk mencapai semua target yang ditetapkan pada RKAP tahun 2025 dan terus berkembang menjadi perusahaan yang lebih modern dan kompetitif di industri energi terbarukan.
RUPS RKAP ini juga menjadi momentum penting bagi perusahaan untuk memperkuat sinergi antara SEI dan seluruh perusahaan yang tergabung bersama Induk Holding Industri Pertahanan DEFEEND ID, PT Len Industri (Persero) serta anggota lainya meliputi anak dan cucu perusahaan guna menciptakan nilai tambah yang lebih besar dan bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan.
Berita Lainnya
Uni Eropa Catatkan Sejarah: Pembangkit Listrik Tenaga Surya Geser Batu Bara sebagai Sumber Listrik Utama
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, produksi listrik tenaga surya di Uni Eropa melampaui pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Lembaga thinktank iklim Ember menunjukkan bahwa selama tahun 2024, tenaga surya menyumbang 11% dari total produksi listrik di Uni Eropa. Sebaliknya, kontribusi pembangkit listrik tenaga batu bara menyusut menjadi 10%, menunjukkan penurunan yang signifikan dalam ketergantungan terhadap sumber energi fosil.
Angka ini mungkin terkesan kecil, namun keberhasilannya dalam menyalip batubara, yang selama berabad-abad menjadi tulang punggung industri energi, adalah sebuah prestasi yang patut diacungi jempol.
Fenomena ini menandai percepatan transisi energi bersih di Eropa yang didorong oleh peningkatan kapasitas PLTS serta kebijakan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Uni Eropa berada di jalur yang tepat untuk mencapai target ambisiusnya, yakni memiliki kapasitas terpasang tenaga surya sebesar 400 gigawatt (GW) pada tahun 2025. Keren !
Faktor Pendorong Peningkatan Energi Surya
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan energi surya melampaui batu bara meliputi:
- Investasi Besar dalam Energi Terbarukan
Uni Eropa gencar membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara-negara seperti Jerman, Spanyol, dan Belanda.
2. Penurunan Penggunaan Batu Bara
Sejak 2018 konsumsi batu bara di Eropa terus menurun akibat kebijakan lingkungan yang lebih ketat dan harga karbon yang meningkat, membuat pembangkit batu bara menjadi kurang kompetitif.
3. Dampak Krisis Energi Global
Invasi Rusia ke Ukraina pada menyebabkan lonjakan harga energi dan mendorong negara-negara Eropa untuk mempercepat transisi ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi
Keberhasilan tenaga surya mengungguli batu bara membawa berbagai manfaat bagi lingkungan dan perekonomian Uni Eropa. Dengan lebih banyak energi bersih yang dihasilkan, emisi karbon dapat ditekan secara signifikan, mendukung target pengurangan emisi yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Selain itu, ketergantungan Uni Eropa pada impor bahan bakar fosil berkurang, sehingga meningkatkan ketahanan energi di tengah ketidakpastian geopolitik.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal infrastruktur dan stabilitas jaringan listrik. Energi surya yang bersifat intermiten membutuhkan sistem penyimpanan dan distribusi yang lebih canggih agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dengan tren ini, energi terbarukan diperkirakan akan terus tumbuh, sementara peran batu bara dalam bauran energi Uni Eropa akan semakin menyusut. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa transisi ke energi bersih bukan hanya mungkin, tetapi juga semakin tak terelakkan.
Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/
Berita Lainnya
SEI Sukses Bangun PLTS Terapung di PLTA Riam Kanan, Kalimantan Selatan
Banjar (21/01/2025), PT Surya Energi Indotama (SEI) kembali mencatatkan prestasi dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Bekerja sama dengan PLN Indonesia Power dan PT PLN Geothermal Indonesia, SEI berperan sebagai perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction) berhasil menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di PLTA Riam Kanan, Kalimantan Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar 361,92 kWp.
Energi listrik yang dihasilkan PLTS saat ini akan dimanfaatkan untuk kebutuhan internal PLTA, khususnya pada trafo di unit PLTA Riam Kanan.
"PLTS ini merupakan langkah nyata kami dalam mendukung program efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan di lingkungan PLTA, dan untuk saat ini pemanfaatanya akan kita gunakan pada trafo di unit kita" ujar Bayu Herjunadi, Tim Leader Pemeliharaan UP PLTA/D Gunung Bamega, saat diwawancara di lokasi proyek.
Lebih lanjut, Muhammad Ilyas Asayuti, Project Manager SEI menyampaikan bahwa pelaksanaan proyek ini menghadirkan tantangan baru bagi SEI, terutama pada tahap instalasi yang membutuhkan keahlian teknis tinggi dan perencanaan yang matang. Meski demikian, SEI berhasil mengatasi kendala tersebut dengan mengedepankan standar kerja yang tinggi dan inovasi dalam proses pelaksanaannya.
“Proyek ini cukup menantang terutama saat instalasi penurunan jangkar, karena membutuhkan Teknik khusus, namun alhamdulillah semua teratasi berkat Kerjasama tim serta standar kerja yang tinggi dan inovasi yang kami ciptakan” ucapnya.
Selain itu, sebagai bentuk komitmen SEI dalam memberikan pelayanan maksimal, perusahaan juga memberikan pelatihan dan pembekalan kepada operator pengguna. Dengan pelatihan tersebut, para operator diharapkan mampu menjalankan operasional PLTS secara mandiri dan optimal untuk jangka panjang. Hal ini menunjukkan dedikasi SEI tidak hanya pada penyelesaian proyek, tetapi juga pada keberlanjutan operasional dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lapangan.
Keberhasilan proyek PLTS Terapung Barito di PLTA Riam Kanan menjadi bukti nyata kolaborasi strategis antara SEI, PLN Indonesia Power dan PT PLN Geothermal dalam mendukung upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk inisiatif serupa di masa depan dalam mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.
Bersama SEI, mari kita beralih menuju energi terbarukan!
Berita Lainnya
Dewan Komisaris SEI Kunjungi Solar Ice Maker & Cold Storage di Bangka Belitung
Bangka Belitung (09/01/2025) – Dewan Komisaris PT Surya Energi Indotama (SEI) melakukan kunjungan kerja ke proyek Solar Ice Maker & Cold Storage yang terletak di Desa Sadai, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Site Visit Tahun 2025 yang dilakukan guna memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan standar yang telah ditetapkan.
Dalam kunjunganya, Dewan Komisaris PT Surya Energi Indotama yang terdiri dari Hammam Riza, Senda Hurmuzan Kanam dan Syahrial turut hadir. Mereka didampingi oleh Durajat selaku komite audit, Sulaeman selaku komite Good Corporate Governance (GCG) serta Direksi SEI, I Made Sandika Dwiantara selaku Direktur Utama dan Ridwan Kurnia selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis serta Jajaran Lainnya.
Selama kunjungan, Dewan Komisaris SEI diberikan paparan menyeluruh mengenai latar belakang proyek, termasuk tujuan pemanfaatan energi surya untuk mendukung operasional. Selain itu, teknologi yang digunakan dalam proyek ini, yang mengintegrasikan sistem energi terbarukan dan efisiensi operasional, turut dijelaskan dengan rinci. Tim manajemen proyek juga mengungkapkan berbagai potensi yang dapat dimaksimalkan dari proyek ini untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, serta memberikan dampak sosial-ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi antara Dewan Komisaris SEI, Direksi SEI, dan Komite terkait, di mana berbagai potensi pengembangan proyek dibahas secara intensif. Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam aspek-aspek yang dapat ditingkatkan, baik dari sisi teknis, operasional, maupun bentuk kerjasama yang dapat mempercepat realisasi potensi proyek. Para peserta diskusi sepakat untuk mengoptimalkan kolaborasi antara berbagai pihak guna memaksimalkan keberlanjutan dan dampak positif dari proyek tersebut.
Agenda kunjungan ditutup dengan keliling ke area proyek, memberikan kesempatan bagi Dewan Komisaris dan jajaran SEI untuk melihat langsung implementasi teknologi dan fasilitas yang telah dibangun. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen SEI terhadap pengembangan proyek yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dan pemanfaatan energi terbarukan.
Melalui kegiatan ini, SEI berharap dapat terus mendorong inovasi dan kolaborasi yang lebih erat dalam mendukung proyek-proyek yang memberikan manfaat jangka panjang, baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun lingkungan.
Berita Lainnya
Penerapan Sistem Kuota PLTS Atap: Mendukung Stabilitas Jaringan Listrik Nasional
Sejak Juli 2024, pemerintah Indonesia resmi memberlakukan sistem kuota untuk pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang terhubung ke jaringan PLN yang tertuang pada PEraturan Menteri ESDM No.2 Tahun 2024. Kebijakan ini merupakan langkah strategis dalam mengelola integrasi energi terbarukan ke dalam sistem kelistrikan nasional, sekaligus mendukung target transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060.
Sistem kuota ini dirancang untuk memastikan pemanfaatan PLTS atap berjalan seimbang dengan kapasitas jaringan PLN, menghindari kelebihan daya balik (excess power) yang dapat mengganggu stabilitas sistem kelistrikan. Dalam mendukung target Net Zero Emission tahun 2060 atau lebih cepat, pemerintah telah menetapkan kuota hingga 2028 sebesar 1.5 GW untuk PLTS Atap. Sementara untuk masing-masing wilayah, Pemerintah menetapkan kuota berdasarkan kapasitas sistem yang akan dievaluasi dan diperbarui secara berkala oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sistem kuota akan dibuka dalam 2 periode setahun yaitu bulan Januari dan Juli.
Dalam pelaksanaannya, calon pengguna PLTS atap harus terlebih dahulu mendaftarkan instalasi mereka melalui aplikasi atau platform digital yang telah disediakan oleh pemerintah pada bulan Januari dan Juli. Pendaftaran ini akan mencakup proses verifikasi teknis dan alokasi kuota. Apabila kuota di suatu wilayah telah penuh, calon pengguna dapat dimasukkan ke dalam daftar tunggu dan akan mendapatkan konfirmasi pada pembukaan periode selanjutnya.
Sistem kuota ini juga dilengkapi dengan skema insentif bagi pengguna yang berhasil mengintegrasikan PLTS atap dengan efisiensi tinggi, seperti potongan biaya pemasangan atau kredit karbon. Dengan demikian, diharapkan masyarakat tetap termotivasi untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan, meskipun ada pembatasan melalui kuota.
Pemerintah terus mengedukasi masyarakat dan pemangku kepentingan terkait implementasi sistem ini, termasuk manfaatnya dalam mendukung keberlanjutan energi nasional. Dengan pendekatan yang terencana dan kolaboratif, penerapan sistem kuota diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan PLTS atap, tetapi juga mendorong inovasi teknologi energi terbarukan di masa depan.
Sudah cek kuota di wilayahmu #TemanSEInergi? yuuk beralih menuju energi terbarukan Bersama SEI!