(022) 42830750 [email protected]
Media Sosial :
Keterampilan Hijau Jadi Sorotan, Ridwan Kurnia Tegaskan Pentingnya SDM

Keterampilan Hijau Jadi Sorotan, Ridwan Kurnia Tegaskan Pentingnya SDM

Jakarta (30/04/2025) – Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem tenaga kerja hijau di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggelar Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025 di Hotel Pullman, Jakarta. Mengusung tema besar “Turning Vision into Action”, konferensi ini sekaligus menjadi ajang peluncuran resmi Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia.

Salah satu sesi paralel yang menyedot perhatian adalah diskusi bertema “Inovasi dan Inisiatif dalam Praktik Berkelanjutan melalui Keterampilan Hijau”. Ridwan Kurnia, Direktur Teknik dan Operasi, hadir sebagai pembicara dalam sesi ini, bersama tiga narasumber lain dari berbagai latar belakang: Ulrike Lehr (Senior Researcher di Global Resource Unit, GWS Jerman), Ahmad Khulaemi (Widyaiswara Ahli Utama, PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM), dan Aysifa Isvari (Senior Consultant, SRE Woman).

Dalam pemaparannya, Ridwan menekankan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, akibat kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman.

“Sebetulnya kita kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di Industri Hijau khususnya PLTS. Makanya kita selalu aktif bekerjasama dengan instansi Pendidikan dalam memberikan masukan terkait ilmu apa saja yang sebetulnya dibutuhkan di lapangan, sehingga harapanya akan menjadi salah satu kurikulum di kampus tersebut. Jika tidak, ini akan menjadi masalah serius karena kebutuhan industri terus bertumbuh, sementara pasokan tenaga kerja terampil tidak seimbang,” ujar Ridwan di hadapan audiens.

Ia menjelaskan bahwa di perusahaanya, sekitar 70% posisi krusial diisi oleh tenaga teknisi. Lebih lanjut, Ridwan memetakan tiga kategori utama posisi strategis tersebut, yakni: Design Engineering, System Engineering dan contoh lain seperti Project Planning dan Marketing yang menjadi penghubung antara sisi teknis dan komersial, serta memetakan potensi proyek secara menyeluruh.

Antusiasme peserta sangat tinggi dalam sesi ini. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk, baik secara langsung maupun melalui kanal online. Salah satu pertanyaan yang cukup menonjol adalah mengenai “Skill teknis apa yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan di industri Hijau khususnya PLTS?

Menanggapi hal tersebut, Ridwan menekankan pentingnya keterampilan lintas disiplin, seperti penguasaan perangkat lunak simulasi energi, pemahaman teknis kelistrikan, sertifikasi keahlian hingga kemampuan manajerial proyek.

“Tenaga kerja masa depan di sektor hijau perlu adaptif, punya wawasan teknologi, serta bisa bekerja lintas fungsi. Ini bukan hanya soal teknis, tapi juga kemampuan berpikir sistemik,” tambahnya.

Sesi ini juga menampilkan berbagai perspektif, termasuk dari Ulrike Lehr yang memaparkan tren global dalam transisi energi dan kontribusi lapangan kerja hijau terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Aysifa Isvari membahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor energi terbarukan, serta bagaimana membangun akses dan pelatihan yang setara.

Ahmad Khulaemi menambahkan dari sudut pandang pemerintah, bahwa saat ini PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM sedang mengembangkan program pelatihan teknis berbasis kebutuhan lapangan di bidang EBTKE (Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi).

Sesi ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari peserta, menandakan tingginya minat publik terhadap isu keterampilan hijau. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan plakat penghargaan kepada seluruh narasumber atas kontribusi dan gagasan yang disampaikan.

Konferensi IGJC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam menyiapkan SDM unggul untuk mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.**

SEI dan Sustainahaus Tandatangani MoU Kerja Sama Strategis di Bidang ESG dan Green Building

SEI dan Sustainahaus Tandatangani MoU Kerja Sama Strategis di Bidang ESG dan Green Building

Bandung, (22/04/2025) – PT Surya Energi Indotama (SEI) menjalin kerja sama strategis dengan PT Solusi Rumah Hijau (Sustainahaus) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang diselenggarakan di kantor SEI. Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan inisiatif Environmental, Social and Governance (ESG) serta implementasi Green Building untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ini merupakan salah satu aksi nyata atas campaign SEI yaitu “Your Trusted ESG Solution Partner”.

Acara seremoni penandatanganan berlangsung dengan penuh semangat dan kolaboratif. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Surya Energi Indotama, Khanestyo, beserta jajaran manajemen, serta Direktur PT Solusi Rumah Hijau, Satrio Dwi Prakoso.

“Kolaborasi ini merupakan langkah konkret kami dalam mendukung transformasi hijau di sektor energi dan properti, yang mana keberhasilan kami pun tidak hanya di ukur dari laba (profit) saja, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial (people) dan lingkungan (planet). Sinergi antara SEI dan Sustainahaus diharapkan mampu menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan, khususnya dalam penerapan prinsip ESG dan Green Building,” ujar Khanestyo dalam sambutannya.

Sementara itu, Satrio Dwi Prakoso juga menyampaikan optimismenya terhadap kemitraan ini,

“Kami melihat potensi besar dalam kolaborasi ini, tidak hanya dalam aspek teknis pembangunan, tetapi juga dalam edukasi untuk penerapan prinsip keberlanjutan di tengah masyarakat.”

Dalam sesi diskusi, kedua pihak saling bertukar informasi mengenai pengalaman, keahlian, serta potensi sinergi dalam proyek-proyek masa depan. Kerja sama ini dirancang untuk mencakup pengembangan sistem bangunan hijau, manajemen energi yang efisien, serta kampanye kesadaran lingkungan di berbagai sektor.

Puncak acara ditandai dengan penandatanganan MoU secara simbolis, yang kemudian dilanjutkan dengan pertukaran plakat penghargaan sebagai bentuk apresiasi dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih hijau, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

SEI dan Sustainahaus berharap bahwa kemitraan ini akan menjadi langkah nyata dalam mendukung agenda pembangunan hijau nasional serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

PT Surya Energi Indotama, "Your Trusted ESG Solution Partner".

Mengenal Alat Ukur Grounding: Fungsi, Kegunaan, dan Jenisnya dalam Sistem PLTS

Mengenal Alat Ukur Grounding: Fungsi, Kegunaan, dan Jenisnya dalam Sistem PLTS

Dalam dunia kelistrikan, sistem Grounding merupakan salah satu elemen penting yang sering kali luput dari perhatian, padahal perannya sangat krusial dalam menjaga keamanan dan keandalan instalasi listrik, termasuk dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu alat yang digunakan untuk memastikan sistem grounding bekerja dengan baik adalah Alat Ukur Grounding atau yang dikenal juga dengan Grounding Tester.

Apa Itu Alat Ukur Grounding?

Grounding tester adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tahanan tanah atau ground resistance. Nilai ini menunjukkan seberapa baik arus listrik dari sistem bisa dialirkan ke tanah, terutama saat terjadi gangguan seperti arus bocor atau sambaran petir.

Alat ini sangat dibutuhkan untuk memastikan sistem grounding memenuhi standar keselamatan yang berlaku dan mampu melindungi peralatan serta personel dari risiko kelistrikan.

Mengapa Grounding Penting dalam Sistem PLTS?

Dalam sistem PLTS, baik skala rumah tangga maupun industri, grounding memiliki fungsi sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Sistem grounding yang buruk dapat menyebabkan:

- Kerusakan pada inverter dan panel surya,

- Gangguan operasional sistem secara keseluruhan,

- Risiko sengatan listrik,

- Penurunan usia pakai perangkat.

Karena itu, pengecekan berkala menggunakan alat ukur grounding sangat dianjurkan, terutama untuk menjaga keandalan dan keamanan sistem PLTS dalam jangka panjang.

Jenis-Jenis Alat Ukur Grounding

Alat ukur grounding listrik sebenarnya ada dua jenis yaitu earth tester dan juga earth clamp. Kedua alat tester grounding ini memiliki kegunaan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan antara keduanya:

1. Earth Tester

Earth tester merupakan alat yang sangat berguna dalam proses instalasi atau pemeliharaan sistem grounding baru. Dengan melakukan pengukuran resistansi tanah dan mengidentifikasi area dengan resistansi yang tinggi, teknisi dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas grounding dan memastikan keselamatan sistem secara keseluruhan

2. Earth Clamp

Bagaimana dengan earth clamp? Alat ukur grounding tanah ini adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengukur resistansi tanah dengan cara mendeteksi arus yang mengalir melalui sistem grounding. Terdiri dari kepala klem yang dapat dipasang di sekitar konduktor tanah, seperti kabel grounding atau tongkat grounding, perangkat ini dapat mengukur arus yang melewati konduktor tanah dan menghitung resistansi grounding secara otomatis berdasarkan arus yang terdeteksi.

Dengan menggunakan earth clamp, kita dengan mudah dan cepat melakukan pengukuran resistansi tanah tanpa perlu melakukan koneksi atau pemutusan konduktor tanah secara fisik. Hal ini membuat proses pengukuran menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan dengan aman serta akurat.

Komitmen PT Surya Energi Indotama dalam Menjaga Kualitas Grounding

Sebagai penyedia solusi energi terbarukan yang berpengalaman, PT Surya Energi Indotama (SEI) menempatkan pengukuran grounding sebagai bagian penting dari standar instalasi sistem PLTS kami. Melalui penggunaan grounding tester yang tepat dan pengujian berkala, kami memastikan bahwa setiap sistem yang kami bangun:

- Aman bagi pengguna,

- Tahan terhadap gangguan petir atau lonjakan arus,

- Memenuhi standar nasional maupun internasional,

- Beroperasi dengan efisien dan tahan lama.

Keandalan sistem energi surya dimulai dari detail teknis seperti grounding, dan kami percaya bahwa ketelitian dalam aspek kecil mampu menghasilkan dampak besar bagi keberhasilan proyek energi terbarukan.

Grounding bukan sekadar kewajiban teknis, melainkan investasi jangka panjang dalam keamanan, keandalan, dan efisiensi sistem PLTS. Dengan memilih alat ukur grounding yang sesuai dan menerapkan pengujian secara berkala, kita dapat menjaga agar sistem energi surya tetap optimal dan berkelanjutan.

Percayakan keamanan sistem PLTS Anda pada hlinya, Bersama SEI mari kita beralih menuju energi terbarukan!

PT Surya Energi Indotama Kontak Kami:
Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama (SEI) berdiri pada tanggal 6 Desember 2007 dan diambil alih sebagai anak perusahaan dari PT Len Industri (Persero) pada 14 Januari 2009.