(022) 42830750 [email protected]
Media Sosial :
Inilah Arahan Pemilik Saham Untuk Bisnis SEI di Tahun 2023

Inilah Arahan Pemilik Saham Untuk Bisnis SEI di Tahun 2023

JAKARTA – PT Surya Energi Indotama (SEI) mengikuti agenda Rapat Pemegang Umum Pemegang Saham (RUPS) yang kali ini diselenggarakan di Hotel Kempinski Jakarta pada Senin (30/01). Bersama seluruh Anggota DEFEND ID yakni Len, Pindad, Dahana, PAL, dan DI, serta Len Industri Company yakni Eltran Indonesia, LRS, LTI, dan SEI, rangkaian RUPS dilakukan bergiliran satu persatu dengan dipimpin oleh Direksi PT Len Industri (Persero) sebagai pemilik saham. RUPS kali ini membahas tentang Program Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari setiap perusahaan DEFEND ID dan Len Industri Company.

Berdasarkan RKAP, Tahun 2023 SEI ditargetkan mampu memperoleh kontrak baru senilai Rp 1,423 Triliun dengan pendapatan Rp 1,06 Triliun. Adapun laba bersih yang diharapkan mampu diperoleh SEI pada tahun 2023 adalah senilai Rp 129 Miliar, dengan CFO senilai 81 Miliar.

Sebagai pemilik saham, pertama-tama Dewan Komisaris memberikan apresiasi pada Direksi SEI atas capaian RKAP dan KPI 2022. Di tahun 2022, SEI berhasil membukukan pencapaian kontrak sebesar 1,205 Triliun dan pendapatan sebesar 962 Miliar. Angka tersebut mampu melebihi target yang ditetapkan oleh holding.

“Dewan komisaris menyampaikan apresiasi atas segala upaya Direksi dalam memenuhi target RKAP dan KPI tahun 2022. Semoga kinerja baik ini dapat dipertahankan untuk mencapai target RKAP 2023,” ujar Indarto Pamoengkas selaku Komisaris SEI.

Selanjutnya, Dewan Komisaris memberikan beberapa arahan dan saran kepada SEI yang disampaikan pada RUPS kali ini. Pertama, dalam rangka mendukung pencapaian target penjualan tahun 2023, SEI diminta agar tetap selektif dalam mencari proyek dan memastikan ketersediaan Sumber Daya Manusia maupun Pendanaan proyek yang baik. Salin itu, SEI perlu melaksanakan proyek dengan tepat waktu dan tepat biaya.

Kedua, dalam rencana SEI untuk masuk ke bisnis Developer, SEI diminta agar melakukan upaya maksimal dengan dilengkapi kajian yang komprehensif. Mulai dari skema bisnis hingga struktur pendanaan agar bisnis developer dapat menjadi recurring income bagi SEI.

Ketiga, seluruh risiko yang ada di perusahaan diharapkan dapat dianalisis dan dikendalikan secara efektif dengan menyusun rencana mitigasi yang terstruktur serta memadai. Hal itu termasuk antisipasi risiko hukum melalui penguatan fungsi legal dan manajemen risiko dalam pembuatan kontrak/perjanjian dengan pihak ketiga.

Keempat, dalam rangka mendukung operasional dan pengembangan perusahaan, SEI diminta untuk terus meningkatkan kualitas SDM yang profesional dengan mengimplementasikan knowledge management dan talent management yang memadai. SEI juga diminta menerapkan mekanisme reward & punishment secara obyektif dan sistem remunerasi berbasis kinerja yang dapat memacu produktivitas karyawan.

Kelima, segenap jajaran perusahaan harus mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan ketentuan yang telah ditetapkan, administrasi yang tertib, mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), dan manajemen risiko secara konsisten.

Terakhir, RUPS yang dihadiri oleh seluruh Direksi SEI, Komisaris SEI, seluruh Direksi, Eselon I & II PT Len Industri (Persero) sebagai pemilik saham mayoritas, serta Direktur Utama PT Eltran Indonesia sebagai pemilik saham minoritas ini pun ditutup dengan pembacaan keputusan RUPS yang disampaikan oleh Wahyu Sofiadi selaku Direktur Bisnis dan Kerjasama PT Len Industri (Persero).

G20 dan Transisi Energi

G20 dan Transisi Energi

Perhelatan akbar G20 Bali pada Juni-November 2022 lalu telah sukses dilaksanakan. Sebuah prestasi ditorehkan dengan hadirnya 17 kepala negara peserta pada acara puncak di tengah situasi sulit dunia. Adapun anggota G20 adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Dalam KTT ini, beragam hasil konkrit berhasil disepakati sebagai solusi berbagai isu global. Salah satunya ialah transisi energi berkelanjutan. Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu isu prioritas dalam KTT G20 karena menjadi bagian dari solusi kunci mengatasi krisis energi global yang sedang terjadi.

Negara peserta sepakat untuk mempercepat transisi energi, termasuk memastikan tercapainya target pembangunan global berkelanjutan di tahun 2030. Khususnya untuk akses energi modern yang handal, berkelanjutan, dan terjangkau bagi semua. Seperti yang diketahui saat ini, transisi energi berkelanjutan memiliki peran begitu penting bagi perubahan iklim dunia.

KTT G20 Bali menekankan pentingnya pengembangan teknologi dan infrastruktur yang inovatif dan terjangkau. Hal ini bertujuan untuk mendukung transisi energi, termasuk pentingnya kerja sama transfer pengetahuan dan inovasi teknologi. Selain itu, kesepakatan berlanjut untuk saling meningkatkan investasi dan mendorong aliran dana kepada negara berkembang guna mempercepat transisi energi dan memperkuat kerja sama.

Percepatan transisi energi ini berprinsip mempertimbangkan keuntungan bagi semua pihak tanpa ada yang tertinggal dalam prosesnya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

  1. Memperkuat kepercayaan dan kejelasan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara nasional
  2. Meningkatkan ketahanan energi, stabilitas pasar, dan keterjangkauan
  3. Mengamankan pasokan energi dan infrastruktur
  4. Mengamankan sistem yang tangguh, berkelanjutan, dan andal
  5. Meningkatkan pelaksanaan efisiensi energi
  6. Mendiversifikasi sistem dan bauran energi
  7. Menurunkan emisi dari semua sumber energi

Disamping itu, tantangan yang perlu dihadapi adalah masalah dana selain masalah teknis seperti penguasaan teknologi, waktu pelaksanaan proyek, dan kesiapan industri pendukungnya. Transisi energi membutuhkan dana yang tidak sedikit, termasuk untuk mempercepat waktu pensiunnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam mengatasi tantangan tersebut, Indonesia berupaya melakukan sejumlah terobosan antara lain penerbitan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 mengenai Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Dengan adanya G20, inilah penguatan komitmen Indonesia dan dunia untuk mewujudkan dunia lebih baik dengan mempercepat proses transisi energi menuju energi bersih dan baru terbarukan.

Sumber: https://migas.esdm.go.id/post/read/menteri-energi-g20-harapkan-percepatan-transisi-energi-jadi-komitmen-bersama-dalam-ktt

Talkshow Jabar Juara: Sinergi Pemerintah dan SEI Untuk Ketahanan Energi di Jawa Barat

Talkshow Jabar Juara: Sinergi Pemerintah dan SEI Untuk Ketahanan Energi di Jawa Barat

BANDUNG – Menjadi salah satu perusahaan pionir Energi Baru Terbarukan (EBT), SEI melaksanakan Live Talkshow bersama K-Lite 107,1 FM Bandung dan Dinas ESDM Jawa Barat dengan tema “Pembangunan Berkelanjutan Melalui Ketahanan Energi Untuk Kesejahteraan”pada Selasa (13/12). Talkshow yang merupakan rangkaian dari program Jabar Juara ini berlangsung di kantor SEI.

Talkshow yang dapat diakses melalui kanal Youtube dan radio streaming 107,1 FM ini  dipandu moderator Wanda Wardhani. Turut hadir Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI I Made Sandika Dwiantara serta Kepala Bidang Energi ESDM Provinsi Jawa Barat Permadi Mohamad Nurhikmah sebagai narasumber.

Sesuai tema talkshow yang diangkat, Permadi menerangkan bahwa pembangunan yang terbagi dalam aspek kesejahteraan, sosial, dan lingkungan harus diperhatikan keberlangsungannya hingga masa mendatang. Spesifik pada aspek lingkungan dan konteks ketahanan energi, pemakaian energi saat ini berarti harus bersumber dari energi yang tidak habis, salah satunya surya. Berdasarkan data, tenaga surya masih menjadi EBT yang paling potensial di Jawa Barat hingga saat ini.

Permadi menegaskan bahwa pemerintah turut serta dalam mengkampanyekan penggunaan PLTS Atap. Inilah sinergi pemerintah dengan pelaku industri PLTS dan masyarakat yang sedang digaungkan bersama.

“Tentunya kami sangat mendorong masyarakat untuk menggunakan PLTS Atap ini. Gubernur Jawa Barat juga sudah mengeluarkan surat edaran agar kantor-kantor perangkat daerah agar bisa mengimplementasikan PLTS Atap,” terang Permadi.

I Made Sandika menambahkan bahwa SEI pun banyak berkontribusi membantu program pemerintah. Tak hanya di Jawa Barat, tapi tersebar hampir di seluruh Indonesia melalui pemasangan PLTS. Mulai dari skala kecil seperti residensial, hingga berskala besar seperti Independent Power Producer (IPP).

Disisi lain, banyak pertanyaan yang masuk melalui live chat Youtube dan WhatsApp K-Lite sebagai bentuk antusiasme penonton maupun pendengar. Pertanyaannya pun variatif mulai dari strategi pemanfaatan energi terbarukan, potensi PLTS di Jawa Barat, hingga cara pemesanan dan pemasangan PLTS yang membuat talkshow semakin interaktif. Tak sedikit pendengar maupun penonton yang akhirnya tertarik untuk menggunakan PLTS Atap di rumahnya.

Di penghujung talkshow, Made mengajak para pendengar dan penonton untuk beramai-ramai mencoba memasang PLTS Atap, baik industri ataupun residensial. Ini merupakan implementasi paling sederhana untuk mendukung ketahanan energi yang dimulai dari komitmen diri kita sebagai warga Jawa Barat.

“Sektor industri pun bisa menggunakan PLTS ini sesuai dengan kebutuhannya. Ini dalam rangka mendukung Net Zero Emission 2060 dan juga mendukung Jawa Barat sebagai provinsi yang paling komit dalam implementasi bauran energi 23% di 2025. Kami siap mendukung pemerintah Jawa Barat untuk penerapan PLTS itu sendiri.”

Perusahaan Jepang Kanematsu KGK Kunjungi SEI Tuk Kerja Sama Bangun PLTS Koba Sebesar 10 MWp

Perusahaan Jepang Kanematsu KGK Kunjungi SEI Tuk Kerja Sama Bangun PLTS Koba Sebesar 10 MWp

BANDUNG – Jajaran Direksi SEI dan SENEKO menerima kunjungan dari PT Aura Energi Primanusa dan Kanematsu KGK Corp. di Kantor SEI pada Selasa (29/11). PT Aura Energi Primanusa sendiri merupakan perusahaan renewable energy power plant development, adapun Kanematsu KGK Corp. adalah perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang sales of machine tools, industrial machinery, energy related machinery, serta peripheral equipment. Pertemuan dalam kunjungan ini membahas mengenai rencana kerja sama pada pembangunan PLTS Koba yang bertempat di Bangka Tengah, Provinsi Kep. Bangka Belitung.

Kunjungan ini dilatarkebelakangi oleh rencana kerja sama pembangunan PLTS Koba berkapasitas 10 MWp dengan pemerintah Jepang. PLTS Koba yang melibatkan SEI dan JTE sebagai Konsorsium, serta SENEKO sebagai perusahaan yang didirikan atas rencana pembuatan Proyek PLTS Koba, PT Aura Energi Primanusa dan Kanematsu KGK turut terlibat sebagai konsultan untuk Joint Crediting Mechanism (JCM) dari Pemerintah Jepang.

Dalam kunjungan ini, beberapa pihak yang hadir adalah General Manager Kenamatsu KGK Mr. Nagawa, Manager Kanematsu KGK Mr. Kusu, Representatif Kanematsu Indonesia Mr. Arif Wibowo, President Director PT Aura Mr. Yamamoto, didampingi oleh Direktur PT SENEKO Ronggo Sulistyo, Komisaris SENEKO Hadi Siswantoro, Direktur Teknik dan Operasi SEI Fajar M. Falah, Direktur Pengembangan dan Bisnis SEI I Made Sandika, serta General Manager Pengembangan Bisnis SEI Kurniawan Imam Ghozali.

Selain mengujungi kantor SEI, rombongan juga meninjau pabrikasi modul surya Len yang berada di kawasan kantor PT Len Industri (persero). Rombongan dijelaskan bagaimana produksi modul surya dilakukan di Len dengan kualitas sesuai standar. Kunjungan ini juga memberikan gambaran bahwa industri renewable energy di Indonesia, khususnya PLTS, memiliki potensi yang tinggi dan tren yang positif. Adapun Len dan SEI merupakan perusahaan pionir di bidang energi surya yang telah konsisten mendukung kemajuan EBT di Indonesia. Besar harapan agar kerja sama yang akan dijalin dapat berjalan dengan lancar hingga proyek yang dicanangkan bisa diimplementasikan dengan baik. Pembangunan PLTS Koba mampu memberikan manfaat kebutuhan listrik untuk area sekitar, berkontribusi dalam penurunan emisi karbon, serta meningkatkan carbon credit sesuai target bauran karbon dunia.

Talkshow dan Kunjungan Instansi, SEI Beri Wawasan Seputar EBT Bagi Penerima Beasiswa LPDP Angkatan 195 & 196

Talkshow dan Kunjungan Instansi, SEI Beri Wawasan Seputar EBT Bagi Penerima Beasiswa LPDP Angkatan 195 & 196

BANDUNG – Sebagai salah satu lembaga beasiswa terkemuka di Indonesia, LPDP yang berada di bawah Kementerian Keuangan melakukan Kunjungan Institusi dan Live Talkshow bersama PT Surya Energi Indotama dalam rangka pembekalan Persiapan Keberangkatan penerima beasiswa Angkatan 195 & 196 yang berlangsung pada Rabu (30/11) secara hybrid.

Dibuka pada 09.00 melalui zoom meeting, para peserta langsung menyaksikan kunjungan Institusi secara virtual ke Kantor SEI didampingi oleh Direktur Utama SEI Bambang Iswanto dan Direktur Teknik dan Operasi Fajar Miftahul Falah. Dalam kunjungan tersebut, peserta diajak berkeliling kantor SEI sembari memperkenalkan beragam aplikasi PLTS yang diterapkan di Kantor SEI. Setelah kunjungan, peserta mulai menyimak Live Talkshow dari I Made Sandika Dwiantara sebagai pembicara utama dan Direktur Pengembangan Bisnis SEI. Hadir juga secara online Dwilarso sebagai Direktur Beasiswa LPDP.

I Made Sandika memaparkan kepada peserta terkait General Information SEI, portofolio proyek yang sudah banyak tersebar di seluruh Indonesia, sistem-sistem PLTS yang dapat di provide oleh SEI, serta potensi Indonesia dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan yang sangat besar.

Antusiasme peserta sangat terlihat dari banyaknya peserta yang melontarkan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Talkshow yang dipandu oleh Moderator Resna pun semakin interaktif dan informatif. Beragam pertanyaan tersebut meliputi tingkat efektifitas solar modul, biaya investasi, kontribusi PLTS dalam pengurangan emisi karbon suatu gedung, hingga bahasan KTT G20 tentang investasi energi terbarukan.

Lebih lanjut, I Made Sandika menyampaikan  semoga dengan pembekalan ini para penerima beasiswa LPDP bisa lebih menambah wawasan dan pandangan terkait potensi Energi Baru Terbarukan dari segala sudut pandang latar belakang pendidikan. Ia pun berharap kepada agar nantinya para penerima beasiswa dapat kembali ke Tanah Air dan ikut membangun bangsa dengan inovasi yang diciptakan.

“Jangan lupa juga untuk para peserta agar kembali dan berkontribusi memajukan Indonesia. Jangan lupa itu” tegasnya.

Dewan Komisaris PT Len Kunjungi PLTS Hybrid Nusa Penida Pada Monev 2022

Dewan Komisaris PT Len Kunjungi PLTS Hybrid Nusa Penida Pada Monev 2022

BALI - Menjadi salah satu agenda rutin tahunan, Dewan Komisaris PT Len Industri (Persero) melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tahun 2022 ke site proyek masing-masing anak perusahan Len. Hal ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2021 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG).

Kali ini, Dewan Komisaris berkesempatan melakukan kunjungan ke salah satu proyek SEI, yaitu PLTS Hybrid yang berlokasi di Nusa Penida Bali. Proyek ini merupakan kolaborasi SEI bersama PT Pertamina Power dan Hitachi yang juga merupakan salah satu showcase  Energi Baru Terbarukan pada perhelatan G20.

PLTS Hybrid berkapasitas 4,2 MWp ini merupakan proyek milik PT Indonesia Power. SEI diperceya sebagai EPC yang bertanggung jawab atas perancangan desain, pembangunan, dan juga pengoperasian PLTS. Pembangkit yang memadukan antara energi surya dan diesel ini mampu menghasilkan 6.387 MWh atau setara dengan kebutuhan 3.000 rumah.

Agenda Monev ini dihadiri oleh Bambang Kusharto, Rindoko Dahono, Helvi Yuni Moraza dan Dean Arlsan selaku Dewan Komisaris PT Len. Agenda monev pun didampingi oleh seluruh jajaran Direksi SEI, yaitu Direktur Utama SEI Bambang Iswanto, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis I Made Sandika Dwiantara dan Direktur Teknik & Operasi Fajar Miftahul Falah.

Dewan komisaris sangat mengapresiasi proyek PLTS Hybrid Nusa Penida ini "Proyek PLTS Hybrid Nusa Penida merupakan proyek yang luar biasa. Disamping untuk mencukupi pasokan energi di Nusa Penida dengan Hybrid, medan proyek disana juga cukup sulit karena lokasi yang susah serta batu cadas yang keras. Dengan segala kesulitan yang ada, SEI bisa menyelesaikannya dengan baik dan sesuai jangka waktu yang ditentukan." Ujar Rindoko.

Sebagai salah satu anak perusahaan Len, SEI diharapkan mampu bersaing menjadi perusahaan renewable energy yang terpercaya dan memiliki daya saing global, khususnya dalam produk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

SEI Dipercaya Beri Pelatihan Kepada Para Dosen Dalam Program BBPPMPV BMTI

SEI Dipercaya Beri Pelatihan Kepada Para Dosen Dalam Program BBPPMPV BMTI

BANDUNG – Beberapa Dosen dari berbagai Universitas melakukan pelatihandan Magang Industri bersama SEI dalam Program Upskilling dan Reskilling bagi Dosen Kejuruan Berstandar Industri Tahun 2022 Pemasangan Dudukan Modul dan Kelistrikan PLTS Off Grid. Program ini dilaksanakan oleh Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) Periode 19 Oktober – 12 November 2022.

Pelatihan besama SEI ini dilakukan selama 5 hari dari Senin (7/11) hingga Jumat (11/11) dengan beragam materi yang disampaikan. Mulai dari pembuatan gambar teknik, menggunakan alat ukur dan perkakas, menentukan luasan PLTS, menentukan alokasi SDM proyek PLTS, K3 dalam PLTS, hingga studi lapangan. Penyampaian materi disampaikan secara langsung oleh M. Ihsan Atama, Fauzan Randibarnas, Wishnu Wijayanto, dan M. Ridho Mafaza sebagai pemateri.

Program ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan para Dosen, khususnya di bidang kelistrikan PLTS yang nantinya akan menjadi output pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca pelatihan untuk diterapkan di kampus masing-masing.

“Kesannya ikut pelatihan disini bersama SEI ya alhamdulillah kita materinya jadi makin lengkap ya. Memang sebelumnya kita dari BMTI udah dapet, tapi jadi lebih lengkap disini karena disini memang mengerjakan langsung. Kita tahu dari segi lapangannya dan proyek di lapangan itu seperti apa. Kita tahunya setelah datang ke SEI ini,” ujar Erfiana, salah satu peserta pelatihan dan Dosen Universitas Dian Nusantara.

Total seluruh peserta pelatihan ini adalah 12 orang yang terbagi jadi 2 tim. Tim yang kali ini mengikuti pelatihan bersama SEI adalah Dosen dari Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas Dian Nusantara Jakarta, Politeknik Gunakarya Indonesia Bekasi, Politeknik Negeri Bandung, dan Politeknik TEDC Cimahi.

Pelatihan yang merupakan kolaborasi dan kerja sama baik antara SEI dan BBPPMPV BMTI ini merupakan bukti nyata dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, khususnya dalam pemahaman di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Besar harapan agar masyarakat di Indonesia dapat lebih peduli terhadap lingkungan dengan konsisten menggunakan energi baru terbarukan, khususnya PLTS.

Skema Zero Investasi Makin Diminati, SEI dan Polyfin Tandatangani Kontrak Developer PLTS

Skema Zero Investasi Makin Diminati, SEI dan Polyfin Tandatangani Kontrak Developer PLTS

SUMEDANG – Sesuai dengan ambisi SEI di tahun 2022 untuk bertansformasi dan mengembangkan bisnis ke arah developer PLTS, SEI dan PT Polyfin Canggih telah menandatangani kontrak pemasangan PLTS dengan skema Developer berkapasitas 3,6 MWp yang rencananya akan di pasang pada pabrik PT Polyfin Canggih di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Jap Sun Hwei sebagai Direktur PT Polyfin Canggih dan Bambang Iswanto selaku Direktur Utama PT Surya Energi Indotama, yang mana pada penyerahan secara simbolisnya diwakilkan oleh Krisna Aditya selaku GM Pemasaran SEI. Proses penandatanganan ini juga disaksikan oleh beberapa perwakilan masing-masing perusahaan, antara lain Nurjani selaku Manager Retail SEI, Dyla Nadya dan Ari Dachyar selaku staff Pemasaran SEI, serta Dadan Wihendar, Hendra Harjono, dan Suganda Permana dari PT Polyfin Canggih.

Pada skema developer ini, SEI menjadi investor dan juga pengembang dalam pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di PT Polyfin Canggih sebesar 3,6 MWp yang nantinya masih bisa berpontensi berkembang menjadi 6 MWp. Skema Zero Investasi yang ditawarkan SEI nyatanya semakin diminati publik setelah sebelumnya SEI juga bekerja sama dengan IFPRO dalam pemasangan PLTS di Terminal Eksekutif Merak dan Bakauheni. Melalui skema ini juga, industri dapat menikmati manfaat PLTS tanpa harus mengeluarkan biaya di awal. Seluruh beban ditangguh oleh SEI selaku Developer PLTS, dan penerima manfaat tinggal membayar manfaat dari produksi energi listrik setiap bulannya dengan tarif listrik yang lebih rendah dari listrik konvensional.

Hendra Harjono dari perwakilan Polyfin mengatakan dengan dipasangnya PLTS berkapasitas 3,6 MWp ini diharapkan bisa mendapat penghematan yang signifikan ditambah lagi dengan sistem zero investasi dari skema developer yang memudahkan pihak Polyfin.

“Sektor-sektor industri lainnya diharapkan bisa mendukung Gerakan EBT ini dengan memasang PLTS, karena energi matahari kita yang sangat melimpah akan sayang sekali bila tidak dimanfaatkan,” ujar Hendra.

Penandatanganan kontrak ini adalah bentuk keberlanjutan dari kunjungan PT Polyfin ke PT Len Industri (Persero) untuk meninjau pabrikasi modul surya dan ke SEI dalam rangka membahas rencana kerja sama pemasangan PLTS pada 9 September 2022 lalu. Setelah proses yang panjang, akhirnya PT Polyfin Canggih yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di bidang konveksi di Indonesia yang memberikan kepercayaan kepada SEI untuk mengembangkan pemanfaatan PLTS bersama-sama. Dengan kerja sama ini, pemasangan PLTS di Polyfin akan menjadi portofolio terbesar SEI dalam pemasangan PLTS Atap dengan skema Developer.

Kunjungan UNS ke Len dan SEI Bahas Potensi Kerjasama di Bidang Energi Baru Terbarukan

Kunjungan UNS ke Len dan SEI Bahas Potensi Kerjasama di Bidang Energi Baru Terbarukan

BANDUNG – Sebagai salah satu perusahaan Energi Baru Terbarukan di Bandung, PT Len Industri (Persero) dan PT Surya Energi Indotama menjadi perusahaan yang dikunjungi oleh Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dalam rangka Riset dan Development/Manufacturing Panel Surya di PT Len dan juga Diskusi terkait pengembangan dan peluang kerja sama EBT di PT SEI.

Kunjungan yang diikuti oleh 14 Dosen dan 12 Asisten Laboratorium (Aslab) ini diketuai oleh Prof. Muhammad Nizam ST, MT, Ph.D yang juga sebagai Dosen Guru Besar di Fakultas Teknik khususnya Teknik Elektro. Agenda awal kunjungan Manufaktur Panel Surya yang bertempat di PT Len didampingi oleh Alex Sitohang dan tim ini bertujuan agar mahasiswa serta dosen dapat melihat secara langsung  tempat produksi, proses, alur dan output dari Pabrikasi Modul Surya.

Agenda selanjutnya ialah company visit serta diskusi terkait pengembangan EBT yang bertempat di SEI. Turut hadir mendampingi Bambang Iswanto selaku Direktur Utama SEI, Kurniawan Imam sebagai General Manager Pengembangan Bisnis, dan Kharisma Gautama sebagai Manager Desain Engineering.

Diskusi EBT yang menjadi pembahasan antara lain terkait pengembangan baterai lithium, Stasiun Pengecasan Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Electronic Vehicle. Selain pembahasan terkait pengembangan bisnis, UNS juga mengharapkan adanya Kerjasama Sumber Daya Manusia antar kedua belah pihak seperti program magang mahasiswa, dan pihak SEI yang diharapkan sewaktu-waktu bisa menjadi dosen tamu di Prodi Teknik Elektro tersebut. Dalam pertemuan ini kedua belah pihak antusias mengharapkan adanya tindaklanjut kerjasama dalam pertemuan lanjutan terkait pengembangan teknologi dan produk-produk yang bisa menjadi penelitian bersama

Bersama IESR dan ISA, Gaungkan Semangat Tenaga Surya di Indonesia

Bersama IESR dan ISA, Gaungkan Semangat Tenaga Surya di Indonesia

JAKARTA - Institute for Essential Services Reform (IESR) kembali menyelenggarakan seminar terkait perkembangan energi surya di Indonesia. IESR menggandeng International Solar Allience (ISA) sebagai collaborators dalam acara yang diselenggarakan pada Kamis (27/10) ini. Bertempat di Mandarin Oriental Jakarta secara hybrid, acara ini mengangkat tema “Shine Bright: Advancing G20 Solar Leadership.” Tema tersebut diambil karena selaras dengan fokus presidensi Indonesia dalam G20 tahun ini yang banyak mengangkat isu renewable energy.

Dibuka oleh Arifin Tasrif selaku Menteri ESDM yang hadir secara online, Arifin menyampaikan apresiasi kepada IESR dan ISA atas terselenggaranya acara ini. Selain itu, Arifin juga menyampaikan bahwa untuk mengimplementasikan tujuan besar dalam pengembangan Solar PV, maka diperlukan kontribusi dari banyak pihak, bukan hanya dari pemerintah, pelaku bisnis, dan pengembang solar panel, namun juga dari para kostumer, baik sektor komersial maupun industrial.

Executive Director of IESR, Fabby Tumiwa, menyampaikan bahwa seminar ini juga menjadi ajang launching Indonesia Solar Energy Outlook (ISEO) 2023 dengan beragam harapan yang digagas.  “We do hope that publication (ISEO) could support Indonesia’s stakeholder and policy maker to achieve solar PV deployment soon and for the future”, ujar Fabby. Saat ini, IESR berupaya menjadi pihak yang menjembatani antara ambisi dan realitas dalam memajukan industri PLTS di Indonesia. Mengawal deklarasi target 2,3 GW PLTS di tahun 2023, yang masih di angka 0,2 GW pada tahun 2022 ini.

Sebagai langkah lanjut dari kegiatan Indonesia Solar Summit (ISS) 2022 yang telah selenggarakan April lalu, acara ini juga diisi dengan High-level dialogue dan Talkshow. Turut hadir berbagai stakeholders dan pemangku kebijakan. Mulai dari kementerian dan lembaga pemerintahan terkait, BUMN, Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan asosiasi terkait lainnya, lembaga international, lembaga pembiayaan, sektor industri dan komersial, kedutaan, perusahaan pengembang energi terbarukan, dan EPC PLTS. Acara ditutup dengan penyampaian harapan bahwa acara seperti ini seharusnya bisa terus berlanjut, tidak hanya karena adanya agenda G20 saja. Diharapkan seluruh masyarakat, khususnya yang hadir dalam acara dapat sadar akan pentingnya menggunakan energi baru terbarukan, khususnya tenaga surya dalam mengatasi permasalahan energi dan pemanasan global yang mengancam. Ajakan untuk menggunakan PLTS Atap pun terus digaungkan agar lebih banyak masyarakat yang teredukasi dan tergugah untuk beralih ke energi baru terbarukan.

PT Surya Energi Indotama Kontak Kami:
Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama (SEI) berdiri pada tanggal 6 Desember 2007 dan diambil alih sebagai anak perusahaan dari PT Len Industri (Persero) pada 14 Januari 2009.