Penulis: admin
7 Bulan Terpasang, Saung Tenaga Surya Taman Tegallega Kian Bermanfaat untuk Masyarakat
Sebanyak 5 unit saung tenaga surya Program CSR PT Len Industri dan PT Surya Energi Indotama (SEI) telah terpasang di Taman Tegallega Bandung sejak Januari 2022 lalu. Diresmikan oleh Wali Kota Bandung, keberadaan Saung Tenaga Surya ini kian memberikan manfaat bagi warga pengunjung Taman Tegallega. Beberapa warga yang biasa berolahraga di Taman Tegallega memanfaatkan saung ini untuk beristirahat usai lelah berlari mengelilingi tugu Bandung Lautan Api. Tak hanya itu, mereka pun bisa mengisi baterai HP dari charging port yang telah disediakan di meja saung.
Berdasarkan penuturan warga, mereka sangat terbantu dengan keberadaan saung tenaga surya ini. “Ya bermanfaat untuk istirahat setelah olahraga atau untuk ngecas HP,” ujar salah seorang warga. Atau juga petugas keamanan yang merasakan manfaat lainnya dari lampu penerangan otomatis yang terpasang di saung dan akan menyala pada saat malam hari. “Sangat terbantu, khususnya ketika sedang jaga piket. Karena kan disini ada beberapa yang lampu penerangan umumnya tidak nyala.”
Melihat antusiasme pengunjung Taman Tegallega dan juga kebermanfaatan Saung Tenaga Surya yang bisa dirasakan langsung oleh warga, PT SEI akan terus melanjutkan Program CSR ini dengan memasang kembali 5 titik saung di Taman Tegallega Bandung. Hal ini dirasa merupakan strategi yang baik untuk memberikan manfaat dan meningkatkan CSV (Corporate Shared Value) dari program yang digulirkan.
Terakhir, mengingat atas apa yang telah disampaikan pada saat peresmian Januari lalu, Saung Tenaga Surya ini adalah wujud inovasi karya anak bangsa, khususnya warga Bandung dalam mengimplementasikan teknologi ramah lingungan dan green energy. Selain itu, Saung Tenaga Surya ini akan mendukung Pemkot Bandung dalam implementasi program “Bandung Caang Baranang” yang dicanangkan.
Berita Lainnya
SEI dan Prima Powertek Niaga Tandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama di Bidang Energi Baru Terbarukan
BANDUNG – Sebagai upaya pengembangan bisnis dan kerja sama di bidang Renewable Energy, PT Surya Energi Indotama (SEI) dan PT Prima Powertek Niaga telah resmi melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman / Memorandum of Understanding (MoU) antar dua perusahaan. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Bambang Iswanto selaku Direktur Utama SEI, dan Yoo Won Kyu selaku President Director PT Prima Powertek Niaga.
Tujuan kerja sama ini adalah untuk melaksanakan berbagai program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa lokasi strategis baik dalam maupun luar negeri, serta proyek-proyek renewable energy lainnya. Dalam paparannya, President Director PT Prima Powertek Niaga Yoo Won Kyu menyampaikan potensi-potensi pembangunan PLTS yang dapat dilakukan bersama. Untuk itu, Bambang Iswanto selaku Direktur Utama SEI menyambut baik potensi tersebut.
Pada acara penandatanganan yang dilakukan di Kantor SEI ini, hadir pula Hanantyo selaku President Commisioner PT Prima Powertek Niaga. Sedangkan dari pihak SEI, hadir pula I Made Sandika selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, serta Fajar Miftahul Falah selaku Direktur Teknik dan Operasi.
Besar harapan kedua perusahaan untuk melakukan proyek bersama yang dapat saling menguntungkan, khususnya dalam pengerjaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dan aspek Financing yang tak kalah penting dalam suatu proyek. Kerja sama dilakukan selama 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan bersama.
Berita Lainnya
Wujudkan Tim Tanggap Darurat Yang Kompeten, SEI Adakan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran dan Kecelakaan Kerja
BANDUNG - Tim HSE (Health, Safety, and Environment) PT Surya Energi Indotama (SEI) melakukan Pelatihan Kecelakaan Kerja/Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) pada Rabu (13/07) dan Penanggulangan Bencana Kebakaran pada Kamis (14/07) dengan peserta perwakilan karyawan dari tiap departemen. Pelatihan dipimpin langsung oleh Tim PMI Bandung dan Tim Pemadam Kebakaran Kota Bandung.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait tanggap darurat saat terjadi kecelakaan kerja maupun kebakaran di lingkungan SEI, serta mampu melakukan simulasi bila hal tersebut terjadi. Peserta pelatihan juga diharapkan mampu memberikan penjelasan singkat pada tiap divisinya terkait sikap tanggap darurat yang benar, serta menjadi tim tanggap darurat yang kompeten di lingkungan SEI.
Acara pelatihan dimulai dengan pemaparan materi dan teori. Selanjutnya adalah praktik, baik itu pertolongan pada korban kecelakaan kerja maupun tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ketika terjadi kebakaran. Pada akhir sesi, dilaksanakan pula simulasi kebakaran yang melibatkan seluruh karyawan SEI.
Dalam hal ini, melalui Tim HSE, PT Surya Energi Indotama sebagai anak perusahaan PT Len Industri (Persero) yang juga salah satu perusahaan pionir dalam pengembangan EBT berkomitmen untuk tetap menjaga kemanan dan keselamatan kerja seluruh karyawan SEI.
“Pelatihan ini tentunya sebagai upaya peningkatan kompetensi karyawan dengan memberikan pemahaman terkait tanggap darurat saat terjadi kecelakaan kerja, kebakaran, penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), dan mampu melakukan simulasi sebagai persiapan saat terjadi yang sebenarnya,” ujar Gintang Sulung selaku Tim HSE SEI.
Gintang juga menyampaikan bahwa dari pelatihan ini, diharapkan karyawan dapat mengimplementasikan dengan baik ilmu yang didapat untuk meminimalisir dampak atau kerugian yang terjadi, serta menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian bersama dari karyawan SEI. Hal ini tentunya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Berita Lainnya
Kolaborasi Antar Anak Perusahaan BUMN, SEI dan IFPRO Pasang PLTS di Terminal Eksekutif Merak dan Bakauheuni
Cilegon (8/7/2022) – Terminal Eksekutif Sosoro Merak dan Anjungan Agung Bakauheuni kini telah terintegrasi dengan energi listrik dari solar panel atau tenaga surya. Indonesia Ferry Properti (IFRPO) sebagai anak perusahaan ASDP yang merupakan penyedia dan pengelola Terminal Eksekutif Sosoro Merak dan Anjungan Agung Bakauheuni telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari PT Surya Energi Indotama (SEI).
IFPRO mengkategorisasikan pengelolaan berbasis lingkungan ini sebagai bentuk penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Solar panel di Terminal Eksekutif Sosoro Merak dan Anjungan Agung Bakauheuni adalah contoh penggunaan EBT sebagai wujud peduli lingkungan. Instalasi ini merupakan kerja sama IFPRO dengan SEI yang sama-sama merupakan Anak Perusahaan BUMN sebagai bentuk kolaborasi dalam wujud peduli lingkungan dan dukungan terhadap program pemerintah dalam mencapai komitmen net zero di tahun 2060.
"Kerja sama pemanfaatan PLTS antara IFPRO dan SEI adalah wujud sinergi dan kolaborasi antara 2 anak perusahaan BUMN. Pemasangan PLTS ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung bisnis berbasis lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan / Environmental Social Governance (ESG) yang ditingkatkan dari tahun ke tahun. Semoga kerja sama ini membawa dampak positif dalam upaya mendukung pemerintah mencapai komitmen net zero emission di tahun 2060 nanti," ujar I Made Sandika selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI.
Energi surya yang terpasang di Terminal Eksekutif IFPRO menggunakan sistem PLTS On Grid. Pada sistem ini, PLTS tetap terhubung dengan jaringan listrik milik PLN. Energi yang dihasilkan dari solar panel akan diubah oleh inverter dari arus listrik searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) yang dapat dimanfaatkan langsung untuk kebutuhan listrik. Adapun kapasitas panel yang terpasang adalah 324 kWp di Terminal Eksekutif Sosoro Merak, dan 189 KWp di Terminal Eksekutif Anjungan Agung Bakauheuni.
Kerja sama antara IFPRO dan SEI ini memiliki skema Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT). Dengan skema ini, SEI akan membangun dan membiayai instalasi solar panel seutuhnya dan berhak digunakan IFPRO selama masa kontrak pemakaian 20 tahun. Setelah 20 tahun, solar panel ini akan diserah terimakan sebagai aset IFPRO. Dengan begini, IFPRO tidak mengeluarkan biaya investasi instalasi solar panel sama sekali (zero capex). Sebaliknya, IFPRO dapat menghemat biaya beban listrik dengan nilai efisiensi tertentu yang telah disepakati.
Ferry Snyders selaku Direktur Utama IFPRO menyatakan bahwa program ini akan memberikan banyak manfaat, baik dalam aspek finansial operasional maupun lingkungan.
“Dengan pola kerja sama ini, IFPRO diuntungkan secara menyeluruh karena selain penghematan secara finansial dan ekonomi pada biaya opersional dan tidak memerlukan biaya investasi, IFPRO juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan berupa pengurangan emisi karena telah beralih kepada sumber energi yang berbasis energi terbarukan,” ujar Ferry Snyders selaku Direktur Utama Indonesia Ferry Property.
Berita Lainnya
SEI Sehat Dengan Skor AAA, PT Len Industri (Persero) Berikan Apresiasi
Bandung, (30/06/2022) – PT Surya Energi Indotama sebagai salah satu anak perusahaan PT Len Industri (Persero) pada hari Kamis kemarin melaksanakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) bersama dengan anak perusahaan lainnya bertempat di kantor PT Len Industri (Persero) Bandung, Jawa Barat.
Rapat ini dihadiri langsung Indarto Pamoengkas selaku Komisaris SEI, Bambang Iswanto selaku Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, dan Fajar Miftahul Falah selaku Direktur Teknik dan Operasi. Dalam hal ini Wahyu Sofiadi Direktur Bisnis dan Kerjasama PT Len Industri (Persero) bertindak sebagai pemimpin acara RUPS.
PT Surya Energi Indotama menyampaikan Laporan Kinerja 2021 kepada PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding dan pemegang saham mayoritas.
Di tahun 2021 SEI berhasil meraup pencapaian pendapatan sebesar 1,04 trilyun rupiah atau 202,07% dari target RKAP 2021. Hasil pencapaian ini berdasarkan kontrak yang diperoleh baik atas proyek Carry Over dan proyek baru.
Sementara itu, realisasi EBITDA yang diperoleh SEI sebesar 164,93 milyar dan perolehan laba bersih tahun 2021 sebesar 142,58 milyar atau 299,16% dari target laba 2021 sebesar 47,66 milyar.
Pencapaian SEI pada tahun 2021 ini mendapat apresiasi dari jajaran Direksi PT Len Industri (Persero) selaku pemegang saham mayoritas dan PT Eltran Indonesia selaku pemegang saham minoritas. Tazar Marta Kurniawan selaku Direktur Teknologi PT Len Industri (Persero) mengapresiasi pencapaian yang dihasilkan dari SEI selama tahun 2021.
“Atas nama pemegang saham kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran perusahaan, utamanya terhadap indikator kinerja perusahaan yang mampu mencapai target RKAP dan/atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya” ujarnya.
Secara umum SEI mampu meningkatkan pendapatan usaha, EBITDA, CFO, laba bersih, dan juga Tingkat Kesehatan Perusahaan dengan skor Sehat AAA.
Tazar Marta Kurniawan selaku Pembaca Tanggapan Pemegang Saham Mayoritas pada RUPS lalu juga mengingatkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran perusahaan dalam menjalankan setiap kegiatan untuk terus berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan, menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan manajemen resiko secara konsisten, serta internalisasi core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) secara berkelanjutan.
Berita Lainnya
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT SEI: Fokus Pada Huluisasi Industri PLTS dan Koneksi Listrik Daerah 3T
Bandung, (24/06/22) – PT Surya Energi Indotama (PT SEI) menjadi salah satu perusahaan tujuan Komisi VII DPR RI dalam melakukan rangkaian Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI yang membidangi energi dan perindustrian. Kunjungan Kerja Spesifik ini menyasar pada diskusi pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan, khususnya panel surya di Indonesia.
Diskusi dihadiri oleh Anggota Komisi VII DPR RI yang dipimpin oleh H. Eddy Soeparno S.H., M.H. selaku Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Iswanto selaku Dirut PT SEI, Wiluyo Kusdwiharto selaku Direktur Mega Proyek dan EBT PT PLN, Andriah Feby Misna, S.T., M.T selaku Dir. Aneka EBT ESDM, M. Arifin selaku Sekretaris Ditjen ILMATE, Liliek Widodo selaku Dir. Industri Logam Kemenperin, dan Linus Andor Mulana Sijabat selaku Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri (Persero).
Salah satu tujuan Kunjungan Kerja Spesifik ini adalah mendapatkan gambaran permasalahan yang dihadapi serta dukungan yang diharapkan oleh PT Len dan PT SEI dalam rangka pengembangan infrastruktur panel surya di Indonesia, serta mengetahui efektivitas peran yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah.
Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta-fakta bahwa saat ini telah terbuka peluang yang sangat besar bagi industri dalam negeri untuk melakukan pengembangan bisnis di sektor PLTS. Akan tetapi, kapasitas produksi di Indonesia masih lama dan mahal dibandingkan negara lainnya. Ditambah lagi dengan belum terintegrasinya komponen industri panel surya dari hulu hingga hilir.
Sebagai pionir perusahaan panel surya di Indonesia yang telah berkiprah selama 14 tahun, PT SEI selalu berupaya dalam mengembangkan industri panel surya agar cepat diterima di masyarakat. Pada kunjungan kali ini, selain membahas mengenai huluisasi, Bambang Iswanto selaku Direktur Utama PT SEI juga menekankan bahwa PLTS harus dapat hadir menjadi solusi di daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan).
“Daerah 3T inilah yang menjadi fokus kita dimana masyarakat disana pun memiliki hak untuk mendapatkan akses listrik, dan PLTS bisa menjadi solusi,” ujar Bambang Iswanto.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno pun mengatakan bahwa masih banyak daerah 3T yang masih belum terkoneksi listrik secara menyeluruh. Padahal dengan curah matahari yang melimpah di Indonesia, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan panel surya di daerah tersebut.
“Daerah-daerah yang menjadi prioritas dalam pengembangan ini ialah daerah yang masih belum terkoneksi listrik secara komprehensif terutama di daerah 3T. Dan apabila pemerintah bisa memprogramkan hal ini mungkin dari sektor industri itu bisa hidup kemudian dilain pihak juga didaerah-daerah yang masih menyandang 3T itu bisa terbantukan,” jelas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
PT SEI sudah lama aktif membangun sistem PLTS di daerah 3T. Salah satunya dengan membangun Tower Sinyal BTS bertenaga surya di daerah-daerah pelosok. Dengan dukungan dari pemerintah, harapannya PLTS ini akan menjadi solusi terdepan bagi seluruh daerah 3T yang ada di Indonesia. Maka lengkaplah sudah, mulai dari fokus huluisasi hingga implementasi hilir yang bermanfaat bagi masyarakat.
PLTS merupakan salah satu program prioritas pemerintah untuk mencapai target pengembangan EBT sebesar 23% di tahun 2025. Potensi energi surya di Indonesia juga sangat tinggi dan mulai memiliki harga yang kompetitif. Maka dari itu, diperlukan sinergi antara Pemerintah sebagai regulator, PLN sebagai operator, pihak industri sebagai produsen, serta masyarakat sebagai konsumen sehingga mampu untuk mengakselerasi pemanfaatan potensi energi surya secepatnya.
Berita Lainnya
Pengembangan PLTS Atap di Sektor Rumah Tangga dan Industri Masih Harus Dikembangkan
Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap saat ini sudah tidak asing lagi di masyarakat tentang kegunaannya yang mampu memberikan penghematan listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerangkan bahwa potensi PLTS Atap yang masih bisa dikembangkan di Indonesia mencapai 32,5 gigawatt (GW). Sektor rumah tangga mengambil potensi paling banyak yakni sebesar 19,8 GW, lalu diikuti sektor bisnis 5,9 GW, sektor industri 1,9 GW, dan sektor pemerintah sebesar 0,3 GW.
Direktur Aneka Energi terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan pemanfaatan atap-atap sebagai penempatan PLTS menjadi solusi untuk pembangunan PLTS yang biasanya memakan lahan cukup luas. Dengan adanya PLTS Atap selama ini Andriah berharap biaya untuk pengadaan lahan PLTS dapat dikurangi, beriringan dengan program pemerintah untuk implementasi PLTS Atap yang ditargetkan mencapai 3,61 GW pada tahun 2025 nanti.
Di sisi lain, pada sektor industri, penggunaan PLTS Atap akan menaikkan daya saing industri di Indonesia. Apalagi Uni Eropa berencana menerapkan mekanisme penyesuaian batas karbon yang akan berdampak terhadap ekspor Indonesia ke Uni Eropa.
Dalam pertemuan terpisah, Direktur INDEF (Institute for Development of Economic and Finance) Beryl Martawadaya mengatakan bahwa untuk hal energi baru terbarukan, pemerintah harus melihat secara komprehensif, salah satunya dalam sudut pandang dampak perekonomian untuk Indonesia.
Per April 2022, pengguna PLTS Atap yang terdaftar di seluruh Indonesia masih mencapai 5.547 pelanggan dengan kapasitas 0,06 GW yang didominasi oleh sektor rumah tangga. Dari lokasinya, Jawa Barat mendominasi sebagai pelanggan PLTS Atap tertinggi, disusul oleh Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Komponen PLTS Atap meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik pelanggan, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor-impor. Tujuan dan manfaat dari PLTS Atap yakni sebagai solusi penghematan tagihan listrik pelanggan, mendapat pasokan listrik dari energi bersih yakni Energi Baru Terbarukan, dan sekaligus berkontribusi menurunkan efek emisi gas rumah kaca.
Untuk mewujudkan pengembangan PLTS Atap baik di sektor rumah tangga maupun industri, pemerintah harus bersinergi dengan seluruh pihak yang terlibat. Mulai dari pada perusahaan pengembang energi surya, kalangan industri, manufaktur, hingga konsumen. Pemerintah harus menetapkan kebijakan yang mendukung dan menguntungkan seluruh pihak demi mencapai tujuan baik bersama.
Berita Lainnya
Kerja Sama PT SEI dalam Pengembangan SDM Kompeten Bersama Renewable Energy Skill Development Project
Bandung, (08/06/2022) - Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pelajar dan juga pengetahuan dalam bidang energi terbarukan, dalam hal ini PT SEI melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan GFA Consulting Group sebagai pelaksana proyek yang dimandatkan oleh Pemerintah Swiss - Pemerintah Republik Indonesia untuk implementasi proyek RESD (Renewable Energy Skill Development) yang dimana bertujuan untuk mendukung perancangan, perencanaan, pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik terbarukan di Indonesia secara kompeten melalui penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Fajar Miftahul Falah selaku Direktur Teknik dan Operasi PT SEI dan juga Martin Stottele selaku RESD Team Leader. Acara yang dilakukan di kantor PT SEI ini juga turut dihadiri oleh GM Engineering PT SEI Eric Agustian, GM Manajemen Proyek, Produksi dan Purnajual Feni Khairulvani, dan Manager SDM Marulina Tantra. Sementara dari pihak RESD turut hadir Bakhtiyar Salam selaku RESD Component Manager - Formal Education, dan Dian Elvira Rosa selaku RESD Component Manager - Communications.
Kerja sama ini dilandasi oleh kesepakatan kedua belah pihak untuk menigkatkan kualitas lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) yang saat ini sudah berganti nama menjadi Balai Pelatihan Vokasi dan Produktifitas (BPVP) dan juga Politeknik yang berada di bawah rangkaian RESD. Lembaga pelatihan yang terpilih untuk mendapat manfaat dari proyek ini diantaranya BPVP Ambon, BPVP Banda Aceh, BPVP Lombok Timur, BPVP Ternate, dan PPSDM-KEBTKE. Sementara untuk Politeknik yang berada di bawah naungan RESD antara lain Politeknik Energi & Mineral PEMAKAMIGAS Cepu, Polteknik Negeri Bali, Polteknik Negeri Ujung Pandang, Polteknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado. Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan kesempatan bagi PT SEI untuk turut andil mengembangkan pendidikan khususnya di bidang energi terbarukan dengan ikut memberikan masukan terhadap kurikulum energi terbarukan, memberikan pelatihan di BPVP terpilih, serta memberikan kesempatan kerja lapangan untuk Politeknik terpilih yang nantinya mahasiswa bisa ditempatkan di berbagai siteproject atau departemen yang bisa menjadi sarana belajar untuk para peserta.
Berita Lainnya
Perluas Edukasi Energy Sustainability, PT SEI bersama LenSOLAR Hadirkan Booth Stand di Pagelaran Indonesia Kirana 2022 Jakarta dan Bandung
Jakarta, (31/05/22) - Menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang energi baru terbarukan, PT SEI terus berusaha memaksimalkan penyebaran informasi tentang pentingnya energy sustainability dalam penggunaan PLTS. Hal tersebut membawa PT SEI untuk membuka booth stand bersama LenSolar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dalam acara Konser Pra-Kompetisi Indonesia Kirana 2022.
Acara tersebut merupakan konser dari Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran (PSM Unpad) sebagai rangkaian keberangkatan mereka dalam kompetisi European Grand Prix For Choral Singing pada pertengahan Juni mendatang. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 300 penonton tersebut, menjadi potensi bagi SEI untuk dapat menyebarluaskan informasi PLTS sebagai total solusi bagi masyarakat.
Pada booth stand yang tersedia, pengunjung disuguhkan dengan informasi mengenai pemasangan PLTS Atap di rumah yang berguna untuk penghematan energi listrik. LenSOLAR juga menyediakan promo khusus pengunjung Pagelaran Indonesia Kirana berupa diskon 15% dan cicilan 0% dengan tenor 12 bulan.
Banyaknya penonton yang hadir juga didukung dengan berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, sehingga hal tersebut menjadi sebuah nilai positif bagi PT SEI untuk menambah segmentasi target edukasi. Kehadiran PT SEI dalam kegiatan ini tentunya menjadi salah satu bentuk dukungan bagi teman-teman PSM Unpad untuk terus melaju membanggakan nama Indonesia. SEI menyadari bahwa anak-anak muda adalah penerus bangsa, segala bentuk dukungan bagi mereka, akan sangat berarti bagi keberlangsungan generasi bangsa.
Melihat antusiasme dari pengunjung pagelaran, PT SEI bersama LenSOLAR akan hadir pada 3 Juni mendatang untuk kembali membuka booth stand di konser Pra-Kompetisi Indonesia Kirana 2022 yang akan diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran Bandung. Jangan lupa untuk tonton Pagelaran Indonesia Kirana dan kunjungi booth stand PT SEI bersama LenSOLAR ya!
Berita Lainnya
Keren! Masyarakat Antusias Ikuti Live Streaming dan Talkshow Bisnis LenSOLAR bersama PRFM Bandung
Bandung, (30/05/22) - Demi meningkatkan pemahaman tentang tren PLTS di kalangan urban, LenSOLAR bekerjasama dengan PRFM mengadakan Talkshow Bisnis dengan tema “Tren Baru Energi Surya Bagi Masyarakat Urban” yang dilakukan secara live streaming di Instagram @lensolar.id dan @prfmnews , serta on air di 107,5 FM pada Senin (30/05), pukul 08.00-09.00 WIB.
I Made Sandika Dwiantara selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis menjadi pembicara utama yang memaparkan bagaimana penggunaan PLTS yang mulai menjadi tren di kalangan urban. “Tahun 2021-2022 ini bisa dibilang industri (tenaga surya) sedang sunrise. Dengan adanya isu-isu dan sekarang kita jadi tuan rumah G20 terkait energy sustainability, kita semakin mudah untuk melakukan penetrasi penggunaan PLTS. Saat ini cukup mudah untuk mengajak masyarakat beralih ke tenaga surya. Mayoritas berada di kalangan urban,” ujar Made.
Meskipun talkshow ini disiarkan pagi hari, antusiasme masyarakat pendengar PRFM dan live streaming Instagram sangatlah tinggi. Pertanyaan silih berganti disampaikan sehingga membuat talkshow yang dipandu oleh Donna selaku penyiar PRFM saat itu semakin seru dan penuh dengan informasi. Mulai dari pertanyaan tentang sistem integrasi dengan listrik konvensional, lahan yang dibutuhkan untuk pemasangan PLTS, hingga pricelist dan promo yang ditawarkan. Beberapa pendengar PRFM juga menyampaikan ketertarikannya untuk menggunakan tenaga surya sebagai solusi penghematan listrik di perkotaan.
Dengan adanya talkshow ini, PT SEI bersama LenSOLAR berharap masyarakat semakin yakin untuk beralih menggunakan energi baru terbarukan. Bagi masyarakat yang sudah memiliki niat untuk mengaplikasikan tenaga surya di rumahnya, talkshow ini menjadi sarana perkenalan perusahaan kepada masyarakat untuk menjadi partner dalam visi penghematan energi dan pengurangan emisi karbon di lingkungan kita. (**)