Tag: Perusahaan Energi di Indonesia
Kebersamaan dalam Berkurban, SEI dan Len Wujudkan Semangat Berbagi
Bandung (05/06/2025) — Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, PT Surya Energi Indotama (SEI) bersama induk perusahaan PT Len Industri (Persero), menunjukkan komitmen kebersamaan dan kepedulian sosial melalui program penyaluran hewan kurban. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari inisiatif bersama Len Incorporated dan Defend ID.
Dalam semangat kolaborasi dan gotong royong, sebanyak 32 ekor sapi, 1 ekor kerbau, dan 58 ekor kambing disalurkan secara serentak ke berbagai wilayah, mencakup Bandung, Subang, Banten, hingga Surabaya. Program ini tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
Di lingkungan kantor SEI, penyerahan hewan kurban dilaksanakan secara simbolis oleh Pjs. General Manager Human Capital & General Affair, Dea Puspitasari, kepada perwakilan warga RW 04 Kelurahan Kebon Lega. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua RW 04 Asep Supriadi dan Ketua Panitia Qurban, Koswara Somawijaya.
"Terima kasih banyak kepada SEI. Semoga hewan kurban ini membawa manfaat dan keberkahan bagi seluruh warga. Aamiin,"* ungkap Koswara.
Sementara itu, di kantor pusat PT Len Industri (Persero), penyaluran hewan kurban dihadiri oleh Camat Regol, Lurah Pasirluyu, perwakilan warga Kelurahan Pasirluyu, serta jajaran direksi Len Incorporated.
Dalam sambutannya, Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko PT Len Industri (Persero), Amalia Maya Fitri, menekankan bahwa kurban adalah simbol dari nilai-nilai keikhlasan dan empati yang harus terus dijaga, khususnya di lingkungan korporasi.
"Ibadah kurban pada dasarnya adalah bentuk ketaatan vertikal kepada Allah SWT. Namun, makna sosialnya sangat dalam. Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan hadir bukan hanya sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dan berbagi,"* tutur Amalia.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen perusahaan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
"Kami berharap langkah kecil ini bisa memberikan dampak positif dan mempererat kedekatan antara perusahaan dan lingkungan sekitar," tutupnya.
Dengan semangat berbagi dan berkolaborasi, SEI dan Len terus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan dalam setiap langkah, menjadikan Idul Adha bukan hanya momentum keagamaan, tetapi juga panggilan sosial untuk saling menguatkan.**
Berita Lainnya
Jejak Awal Energi Surya Indonesia : Modul Surya Pertama di Len Tahun 1998
PT Len Industri (Persero), sebagai induk perusahaan dari PT Surya Energi Indotama, telah memainkan peran penting dalam sejarah pengembangan teknologi energi surya di Indonesia.
Komitmen Len terhadap kemandirian energi nasional dimulai sejak tahun 1986, saat perusahaan memperkenalkan teknologi Solar Home System (SHS) untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang belum teraliri listrik konvensional. Inisiatif ini menjadi titik awal kontribusi nyata Len dalam penyediaan energi bersih bagi masyarakat.
Perjalanan Len berlanjut secara signifikan pada tahun 1998, dengan keberhasilan menciptakan prototype modul surya. Modul Surya ini merupakan hasil kerja sama antara Len, Solarex Australia, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Modul Surya tersebut menjadi tonggak awal pengembangan teknologi fotovoltaik di dalam negeri.
Tak berhenti di tahap prototype, Len mengembangkan modul surya produksi lokal dengan kapasitas awal 1,2 MW per tahun pada tahun yang sama. Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan pasar, kapasitas produksi pun terus ditingkatkan
- 10 MW per Tahun pada Tahun 2009
- 46 MW per Tahun pada Tahun 2015
- 71 MW per Tahun pada Tahun 2020
Pencapaian besar diraih pada tahun 2016, saat Len berhasil menjadi pelaksana proyek solar panel terbesar pertama di Indonesia, yaitu IPP PLTS Oelpuah Kupang dengan kapasitas 5 MW. Proyek ini menjadi simbol transisi energi bersih dan kebangkitan industri fotovoltaik nasional.
Seiring waktu, Len juga terus melakukan pengembangan fasilitas produksi serta mendapatkan berbagai sertifikasi mutu nasional dan internasional, memperkuat posisi Len sebagai Pioneer Solar PV ManufacturIng di Indonesia.
Kini, fasilitas produksi panel surya tersebut telah diakuisisi oleh PT Surya Energi Indotama selaku anak perusahaan, untuk melanjutkan pengembangan dan industrialisasi teknologi energi surya secara lebih fokus dan terintegrasi.
"Dari satu modul Surya kecil di tahun 1998, menjadi Langkah besar untuk negeri"
Melalui PT Surya Energi Indotama, kami terus berkomitmen menghadirkan solusi energi terbarukan yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia**
Berita Lainnya
Digitalisasi Berbuah Manis, SEI Raih Website Korporasi Terbaik pada ajang SPS Awards 2025
Jakarta (23/05/2025) – PT Surya Energi Indotama kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan bergengsi dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) dalam ajang Indonesia Digital Media Award (IDMA) 2025 yang digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta. Penghargaan tersebut diberikan untuk kategori Website Korporasi Terbaik, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen perusahaan dalam menghadirkan platform digital yang informatif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan publik.
Website SEI dinilai mampu menyajikan informasi yang relevan dan mudah diakses, sekaligus mencerminkan semangat perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi digital di era industri saat ini.
Ketua Umum SPS, Januar P. Ruswita, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh penghargaan yang diberikan malam ini telah melalui proses panjang dan selektif. “Penghargaan ini melalui beberapa tahap penting, dimulai dari pengumpulan sebanyak 570 entri, proses penjurian yang dilakukan oleh para profesional di bidangnya, hingga akhirnya dipilih pemenang yang layak mendapatkan apresiasi,” ujarnya. Ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam ajang ini.
Mengusung tema "Pers Indonesia, Pilar Informasi Terpercaya", SPS Award 2025 diharapkan menjadi momentum untuk terus mendorong perusahaan pers dan korporasi di Indonesia dalam mengembangkan media digital yang kredibel dan berdampak positif.
Turut hadir dalam malam penghargaan tersebut Manager Corporate Secretary SEI, Nefi Friyanti, beserta tim Corporate Communication untuk menerima penghargaan secara langsung. Dalam keterangannya, Nefi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kerja keras tim yang selama ini telah mendorong digitalisasi informasi di lingkungan perusahaan.
"Ini adalah hasil dari kerja kolektif seluruh tim, dan kami sangat mengapresiasi pencapaian ini. Semoga penghargaan ini menjadi pemicu semangat untuk terus meningkatkan kualitas penyampaian informasi digital yang dapat memberikan kontribusi positif khususnya bagi Perusahaan dan juga masyarakat luas," ujar Nefi.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa SEI terus berinovasi dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mudah diakses oleh publik, serta memperkuat peran perusahaan sebagai bagian dari pilar informasi terpercaya di Indonesia.
Berita Lainnya
SEI Raih Dua Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025
Jakarta (21/05/2025) — PT Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi terbarukan, kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025 yang diselenggarakan oleh MarkPlus Inc.
Dalam ajang tahunan yang digelar di Jakarta, SEI berhasil menyabet Gold Winner dalam kategori "The Most Promising Company in Marketing 3.0" dan Silver Winner untuk kategori "The Most Promising Company in Marketing 5.0" keduanya dalam kategori anak perusahaan BUMN.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari kalangan BUMN, BUMD, pelaku industri, serta praktisi pemasaran dan bisnis. Turut hadir untuk menerima penghargaan tersebut, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo. Dalam wawancara, Khanestyo menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan serta harapan agar pencapaian ini menjadi pemicu untuk terus berinovasi dan menjadi lebih baik.
"Terima kasih kepada MarkPlus Inc. yang sudah memberikan penghargaan ini kepada kami. Semoga dengan adanya penghargaan ini bisa menjadikan kami lebih baik dalam memberikan kontribusi positif untuk Perusahaan dan sektor energi terbarukan di Indonesia. Sukses terus untuk MarkPlus," ujar Khanestyo di sela acara penyerahan penghargaan.
Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards merupakan bentuk apresiasi terhadap inovasi dan kinerja pemasaran terbaik dari perusahaan-perusahaan milik negara dan anak perusahaannya.
Penghargaan Marketing 3.0 yang diterima SEI menyoroti keberhasilan perusahaan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan ke dalam strategi pemasaran. Pendekatan ini mencerminkan komitmen SEI untuk tidak hanya menjual produk dan jasa, tetapi juga membangun hubungan bermakna dengan konsumen dan komunitas.
Sementara itu, penghargaan Marketing 5.0 menandakan kesiapan SEI dalam memanfaatkan teknologi mutakhir termasuk big data, dan automasi digital untuk menciptakan pengalaman pemasaran yang lebih relevan, efisien, dan berorientasi pada masa depan.
Kedua penghargaan ini menunjukkan bahwa SEI tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga menjadi perusahaan yang dapat mengimplementasikan pendekatan pemasaran secara holistik dan berkelanjutan di sektor energi terbarukan.
Pencapaian SEI ini menjadi bukti nyata dari komitmen perusahaan dalam mengadopsi pendekatan pemasaran modern yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga menciptakan nilai sosial dan digital yang berkelanjutan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi SEI untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sektor energi terbarukan di Indonesia.**
Berita Lainnya
Swiss jadi Negara Pertama Pasang Panel Surya di Rel Kereta Api
Inovasi energi bersih kini datang dari Swiss. Negara yang dikenal dengan sistem transportasinya yang presisi ini kembali membuat gebrakan melalui proyek percontohan panel surya di rel kereta api aktif. Proyek ini diinisiasi oleh Sun-Ways, sebuah startup asal Swiss yang berfokus pada pengembangan teknologi energi terbarukan.
Berbeda dari proyek energi surya pada umumnya yang membutuhkan lahan khusus atau atap bangunan, Sun-Ways menghadirkan solusi unik yaitu memasang panel surya langsung di antara rel kereta api yang masih aktif.
Teknologi yang digunakan pun memungkinkan kereta tetap beroperasi tanpa gangguan, membuka peluang besar bagi pemanfaatan ruang infrastruktur yang selama ini tidak termanfaatkan secara optimal.
“Ini akan menjadi pertama kalinya panel surya dipasang di rel kereta api yang dilalui kereta api,” ujar Joseph Scuderi, CEO Sun-Ways, dikutip dari ESG News.
Dalam tahap percontohan, sebanyak 48 panel surya akan dipasang di sepanjang 100 meter rel, yang berada di wilayah Neuchâtel, Swiss barat. Dimana panel akan dipasang menggunakan kereta yang dirancang khusus oleh perusahaan perawatan rel Swiss Sceuchzer, yang mampu memasang panel hingga 1.000 meter persegi per hari.
Hasil dari daya ini nantinya tidak akan disalurkan ke sistem kereta api karena kompleksitas operasi kereta api saat ini. Sistem tersebut harapanya dapat disalurkan ke rumah-rumah penduduk setempat karna di perkirakan dapat menghasilkan Listrik sebesar 16.000 kWh per tahun.
Potensi Skala Global
Proyek Sun-Ways ini menawarkan solusi cerdas, menggunakan infrastruktur yang sudah ada untuk menambah kapasitas energi terbarukan, tanpa menambah tekanan terhadap ruang terbuka atau lahan hijau.
Potensi penerapan teknologi ini sangat besar. Bayangkan jika sebagian kecil saja dari jalur itu dilengkapi panel surya, dunia akan mendapatkan sumber energi bersih tambahan dalam jumlah signifikan, tanpa merusak lingkungan.
Dan jika proyek ini sukses terlebih direplikasi secara luas, bukan tidak mungkin kita akan melihat rel-rel kereta di seluruh dunia tidak hanya menjadi jalur perjalanan, tapi juga jalur energi bersih masa depan. Keren kan!
Ingin tahu lebih banyak tentang informasi terkini seputar teknologi hijau, energi terbarukan, dan solusi masa depan? Ikuti kami di media sosial dan kunjungi website di www.suryaenergi.co.id
Berita Lainnya
1,7 Juta Peluang Kerja Hijau Menanti di Tahun 2030
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi luar biasa dalam mengembangkan sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menargetkan transisi energi secara bertahap demi mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Tahun 2030 menjadi salah satu tonggak penting, di mana proyeksi kapasitas dan kontribusi EBT diperkirakan mengalami lonjakan signifikan.
Selain manfaat lingkungan, transisi ini juga berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja hijau. Berdasarkan metode perhitungan dari Greenpeace, berikut adalah proyeksi potensi pertumbuhan lapangan kerja dari masing-masing sub-sektor EBT di Indonesia hingga tahun 2030:
1. Geothermal (Panas Bumi)
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia. Pengembangan panas bumi tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga membuka lapangan kerja di bidang eksplorasi, konstruksi pembangkit, hingga operasi dan pemeliharaan.
2. Hidropower (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Dengan topografi yang kaya akan sungai dan wilayah pegunungan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan tenaga air. Proyek-proyek hidropower skala besar dan mikrohidro dapat meningkatkan akses listrik di daerah terpencil sekaligus menyerap tenaga kerja lokal.
3. Bioenergi
Sumber daya biomassa dari pertanian, perkebunan, dan limbah organik menjadikan bioenergi solusi energi berkelanjutan yang inklusif. Sektor ini juga mendukung perekonomian pedesaan melalui pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan bakar.
4. Energi Surya
Energi surya adalah salah satu sumber EBT dengan pertumbuhan tercepat karena teknologinya yang kian terjangkau dan mudah diimplementasikan. Pemasangan panel surya di atap rumah, gedung industri, daerah terpencil hingga fasilitas publik akan menjadi ladang pekerjaan untuk lebih banyak orang.
5. Energi Bayu (Angin)
Wilayah pesisir dan dataran tinggi di Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin. Pengembangan energi bayu membutuhkan keahlian teknis dan akan mendorong pertumbuhan tenaga kerja di sektor teknik dan pemeliharaan.
6. Energi Baru dan Terbarukan Lainnya
Termasuk dalam kategori ini adalah energi dari gelombang laut, pasang surut, dan teknologi inovatif lainnya. Meskipun masih dalam tahap awal, potensi sektor ini tidak boleh diabaikan sebagai bagian dari portofolio energi masa depan Indonesia.
Dengan total tambahan kapasitas sebesar 69.652 MW dari seluruh jenis EBT, Indonesia memiliki potensi menciptakan sekitar 1.721.435 lapangan kerja hijau pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan peluang besar untuk menggabungkan agenda pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan secara bersamaan.
Transisi menuju energi bersih bukan hanya kebutuhan ekologis, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil perlu berkolaborasi untuk memastikan kesiapan tenaga kerja melalui pelatihan vokasi, peningkatan kapasitas SDM, serta penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri EBT.
Tahun 2030 bukan sekadar target, tetapi titik awal masa depan Indonesia yang bersih, hijau, dan penuh peluang.
Berita Lainnya
Keterampilan Hijau Jadi Sorotan, Ridwan Kurnia Tegaskan Pentingnya SDM
Jakarta (30/04/2025) – Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem tenaga kerja hijau di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggelar Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025 di Hotel Pullman, Jakarta. Mengusung tema besar “Turning Vision into Action”, konferensi ini sekaligus menjadi ajang peluncuran resmi Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia.
Salah satu sesi paralel yang menyedot perhatian adalah diskusi bertema “Inovasi dan Inisiatif dalam Praktik Berkelanjutan melalui Keterampilan Hijau”. Ridwan Kurnia, Direktur Teknik dan Operasi, hadir sebagai pembicara dalam sesi ini, bersama tiga narasumber lain dari berbagai latar belakang: Ulrike Lehr (Senior Researcher di Global Resource Unit, GWS Jerman), Ahmad Khulaemi (Widyaiswara Ahli Utama, PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM), dan Aysifa Isvari (Senior Consultant, SRE Woman).
Dalam pemaparannya, Ridwan menekankan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, akibat kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman.
“Sebetulnya kita kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di Industri Hijau khususnya PLTS. Makanya kita selalu aktif bekerjasama dengan instansi Pendidikan dalam memberikan masukan terkait ilmu apa saja yang sebetulnya dibutuhkan di lapangan, sehingga harapanya akan menjadi salah satu kurikulum di kampus tersebut. Jika tidak, ini akan menjadi masalah serius karena kebutuhan industri terus bertumbuh, sementara pasokan tenaga kerja terampil tidak seimbang,” ujar Ridwan di hadapan audiens.
Ia menjelaskan bahwa di perusahaanya, sekitar 70% posisi krusial diisi oleh tenaga teknisi. Lebih lanjut, Ridwan memetakan tiga kategori utama posisi strategis tersebut, yakni: Design Engineering, System Engineering dan contoh lain seperti Project Planning dan Marketing yang menjadi penghubung antara sisi teknis dan komersial, serta memetakan potensi proyek secara menyeluruh.
Antusiasme peserta sangat tinggi dalam sesi ini. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk, baik secara langsung maupun melalui kanal online. Salah satu pertanyaan yang cukup menonjol adalah mengenai “Skill teknis apa yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan di industri Hijau khususnya PLTS?”
Menanggapi hal tersebut, Ridwan menekankan pentingnya keterampilan lintas disiplin, seperti penguasaan perangkat lunak simulasi energi, pemahaman teknis kelistrikan, sertifikasi keahlian hingga kemampuan manajerial proyek.
“Tenaga kerja masa depan di sektor hijau perlu adaptif, punya wawasan teknologi, serta bisa bekerja lintas fungsi. Ini bukan hanya soal teknis, tapi juga kemampuan berpikir sistemik,” tambahnya.
Sesi ini juga menampilkan berbagai perspektif, termasuk dari Ulrike Lehr yang memaparkan tren global dalam transisi energi dan kontribusi lapangan kerja hijau terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Aysifa Isvari membahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor energi terbarukan, serta bagaimana membangun akses dan pelatihan yang setara.
Ahmad Khulaemi menambahkan dari sudut pandang pemerintah, bahwa saat ini PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM sedang mengembangkan program pelatihan teknis berbasis kebutuhan lapangan di bidang EBTKE (Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi).
Sesi ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari peserta, menandakan tingginya minat publik terhadap isu keterampilan hijau. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan plakat penghargaan kepada seluruh narasumber atas kontribusi dan gagasan yang disampaikan.
Konferensi IGJC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam menyiapkan SDM unggul untuk mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.**
Berita Lainnya
Mengenal Alat Ukur Grounding: Fungsi, Kegunaan, dan Jenisnya dalam Sistem PLTS
Dalam dunia kelistrikan, sistem Grounding merupakan salah satu elemen penting yang sering kali luput dari perhatian, padahal perannya sangat krusial dalam menjaga keamanan dan keandalan instalasi listrik, termasuk dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu alat yang digunakan untuk memastikan sistem grounding bekerja dengan baik adalah Alat Ukur Grounding atau yang dikenal juga dengan Grounding Tester.
Apa Itu Alat Ukur Grounding?
Grounding tester adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tahanan tanah atau ground resistance. Nilai ini menunjukkan seberapa baik arus listrik dari sistem bisa dialirkan ke tanah, terutama saat terjadi gangguan seperti arus bocor atau sambaran petir.
Alat ini sangat dibutuhkan untuk memastikan sistem grounding memenuhi standar keselamatan yang berlaku dan mampu melindungi peralatan serta personel dari risiko kelistrikan.
Mengapa Grounding Penting dalam Sistem PLTS?
Dalam sistem PLTS, baik skala rumah tangga maupun industri, grounding memiliki fungsi sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Sistem grounding yang buruk dapat menyebabkan:
- Kerusakan pada inverter dan panel surya,
- Gangguan operasional sistem secara keseluruhan,
- Risiko sengatan listrik,
- Penurunan usia pakai perangkat.
Karena itu, pengecekan berkala menggunakan alat ukur grounding sangat dianjurkan, terutama untuk menjaga keandalan dan keamanan sistem PLTS dalam jangka panjang.
Jenis-Jenis Alat Ukur Grounding
Alat ukur grounding listrik sebenarnya ada dua jenis yaitu earth tester dan juga earth clamp. Kedua alat tester grounding ini memiliki kegunaan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan antara keduanya:
1. Earth Tester
Earth tester merupakan alat yang sangat berguna dalam proses instalasi atau pemeliharaan sistem grounding baru. Dengan melakukan pengukuran resistansi tanah dan mengidentifikasi area dengan resistansi yang tinggi, teknisi dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas grounding dan memastikan keselamatan sistem secara keseluruhan
2. Earth Clamp
Bagaimana dengan earth clamp? Alat ukur grounding tanah ini adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengukur resistansi tanah dengan cara mendeteksi arus yang mengalir melalui sistem grounding. Terdiri dari kepala klem yang dapat dipasang di sekitar konduktor tanah, seperti kabel grounding atau tongkat grounding, perangkat ini dapat mengukur arus yang melewati konduktor tanah dan menghitung resistansi grounding secara otomatis berdasarkan arus yang terdeteksi.
Dengan menggunakan earth clamp, kita dengan mudah dan cepat melakukan pengukuran resistansi tanah tanpa perlu melakukan koneksi atau pemutusan konduktor tanah secara fisik. Hal ini membuat proses pengukuran menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan dengan aman serta akurat.
Komitmen PT Surya Energi Indotama dalam Menjaga Kualitas Grounding
Sebagai penyedia solusi energi terbarukan yang berpengalaman, PT Surya Energi Indotama (SEI) menempatkan pengukuran grounding sebagai bagian penting dari standar instalasi sistem PLTS kami. Melalui penggunaan grounding tester yang tepat dan pengujian berkala, kami memastikan bahwa setiap sistem yang kami bangun:
- Aman bagi pengguna,
- Tahan terhadap gangguan petir atau lonjakan arus,
- Memenuhi standar nasional maupun internasional,
- Beroperasi dengan efisien dan tahan lama.
Keandalan sistem energi surya dimulai dari detail teknis seperti grounding, dan kami percaya bahwa ketelitian dalam aspek kecil mampu menghasilkan dampak besar bagi keberhasilan proyek energi terbarukan.
Grounding bukan sekadar kewajiban teknis, melainkan investasi jangka panjang dalam keamanan, keandalan, dan efisiensi sistem PLTS. Dengan memilih alat ukur grounding yang sesuai dan menerapkan pengujian secara berkala, kita dapat menjaga agar sistem energi surya tetap optimal dan berkelanjutan.
Percayakan keamanan sistem PLTS Anda pada hlinya, Bersama SEI mari kita beralih menuju energi terbarukan!
Berita Lainnya
SEI Bersama DEFEND ID Berangkatkan Ribuan Pemudik Dalam Program “Mudik Aman Sampai Tujuan BUMN 2025”
Bandung (27/03/2025) – SEI bersama PT Len Industri (Persero) selaku induk Holding BUMN Industri Pertahanan Indonesia, DEFEND ID, berangkatkan 1.250 pemudik secara gratis dengan start keberangkatan di Gedung Sate, Bandung. Dengan tema “Mudik Aman Sampai Tujuan”, diadakannya program ini bertujuan untuk membantu masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah akan program ini, pelepasan pemudik dilakukan oleh Kepala UPTD Pengelola Prasarana Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (PPP LLASDP) Kota Bandung, Adwin Singarimbun.
“Adanya program mudik gratis ini dapat mengurangi kepadatan di jalan raya dan mengurangi risiko kecelakaan, sesuai dengan komitmen kami untuk mendukung transportasi yang aman dan nyaman. Harapannya, semoga pemudik dapat menikmati perjalanan dengan aman dan tenang,” ujar Adwin dalam sambutannya melepas para pemudik.
Turut hadir perangkat daerah lainnya, di antaranya Pamen Ahli Bidang Ekonomi Staf Ahli Pangdam III/Siliwangi, Kolonel Infanteri Tatang Sukmana, Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (PSDA Bapedda) Provinsi Jawa Barat, Marini F. Manurung dan Kepala Bagian Umum Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Agus. Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Joga Dharma Setiawan bersama jajaran Direksi Len Incorporated lainnya serta Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara dan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo, juga hadir melepas keberangkatan pemudik.
Selain diberangkatkan dari Bandung, ada pemudik lain yang juga diberangkatkan dari Subang, Surabaya dan Jakarta. DEFEND ID menyediakan lima rute tujuan mudik, di antaranya Yogyakarta, Solo, Surabaya, Lampung dan Palembang. Antusiasme masyarakat akan program ini sangat tinggi, terbukti dari jumlah pendaftar yang mencapai 2.115 orang.
SEI sendiri turut berkontribusi 1 bus dengan muatan 50 orang yang tujuannya Yogyakarta. Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara, bersama Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo turut hadir melepas keberangkatan para pemudik.
“Hati-hati dalam perjalanan, semoga sehat selalu dan selamat sampai tujuan. Teriring salam untuk keluarga di rumah” tutur Made.
Untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan mudik, armada bus yang digunakan telah melalui pemeriksaan kelayakan, dan para pengemudi telah dibekali dengan pelatihan khusus. Selain menyediakan transportasi gratis, DEFEND ID juga menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti makanan ringan, minuman dan obat-obatan. Para pemudik juga mendapatkan asuransi perjalanan selama program berlangsung.
Selain SEI, PT Len Industri (Persero) juga menggandeng seluruh anak perusahaannya, yakni PT Len Railway Systems, PT Eltran Indonesia dan PT Len Telekomunikasi Indonesia. Tak hanya itu, seluruh anggota DEFEND ID lainnya, yakni PT Dahana, PT Pindad, PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia beserta cucu perusahaan, PT Nusantara Turbin Propulsi, turut serta dalam program ini.
Program mudik gratis ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai bentuk nyata dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat. SEI bersama DEFEND ID berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam Pembangunan masyarakat dan bangsa**
Berita Lainnya
ESG : Langkah Nyata SEI Terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Apa itu ESG?
Environmental, Social, and Governance (ESG) adalah suatu konsep yang mengacu pada tiga faktor utama yang digunakan untuk mengukur dampak keberlanjutan suatu perusahaan. Faktor-faktor ini berhubungan dengan bagaimana perusahaan beroperasi dalam kaitannya dengan lingkungan (Environmental), sosial (Social), dan tata kelola perusahaan (Governance). ESG menjadi semakin penting dalam dunia bisnis karena menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat, serta komitmen dalam menjalankan tata kelola yang baik.
- Environmental (Lingkungan): Berfokus pada dampak perusahaan terhadap alam, seperti pengelolaan limbah, efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, dan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
- Social (Sosial): Berhubungan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap kesejahteraan sosial, termasuk hubungan dengan karyawan, kontribusi terhadap komunitas lokal, dan kepedulian terhadap hak asasi manusia.
- Governance (Tata Kelola): Menyangkut aspek transparansi, akuntabilitas, dan praktik bisnis yang baik dalam pengelolaan perusahaan, termasuk dalam hal pengambilan keputusan dan integritas.
Manfaat Penerapan ESG
Penerapan prinsip ESG memberikan banyak manfaat baik untuk perusahaan maupun untuk masyarakat dan lingkungan sekitar, antara lain:
- Keberlanjutan dan Dampak Positif: Perusahaan yang menerapkan ESG cenderung memiliki dampak positif yang lebih besar terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini memastikan keberlanjutan jangka panjang dan mendukung upaya perlindungan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan sosial.
- Peningkatan Reputasi: Perusahaan yang berkomitmen pada ESG seringkali dipandang lebih positif oleh masyarakat, investor, dan pelanggan. Ini meningkatkan citra perusahaan di mata publik, yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik investor yang lebih sadar lingkungan.
- Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik: Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ESG, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko lebih awal, seperti risiko lingkungan atau sosial, yang dapat memengaruhi kinerja jangka panjang.
- Akses ke Pembiayaan dan Investasi: Perusahaan yang mematuhi prinsip ESG sering kali lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan atau investasi dari lembaga yang berfokus pada keberlanjutan.
Langkah Nyata SEI Terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip ESG, PT Surya Energi Indotama (SEI) tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga memberikan perhatian besar terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Salah satu bentuk nyata dari komitmen SEI terhadap keberlanjutan adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bernama “Kebun Pangan Jupiter Rahayu”. Program ini tidak hanya mengelola potensi alam tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam penerapan prinsip ESG. Diantaranya :
1. Pengelolaan Limbah Dapur sebagai Pupuk Alami (Loseda)
Salah satu penerapan prinsip lingkungan yang dilakukan adalah pengelolaan limbah dapur. Limbah dapur yang biasanya menjadi sampah yang sulit terurai, kini diolah dengan metode yang inovatif menjadi pupuk alami, program ini bernama Lodong Sesa Dapur (Loseda). Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah tetapi juga memberikan manfaat bagi tanah dan tanaman yang ada di kebun pangan Jupiter Rahayu dan di lingkungan Masyarakat sekitar. Dengan demikian, secara tidak langsung SEI berkontribusi pada pengurangan limbah dan penerapan pertanian berkelanjutan.
2. Pengelolaan Kompos untuk Meningkatkan Kualitas Tanah
Selain mengelola limbah dapur, di Kebun Pangan Jupiter Rahayu juga menerapkan pengelolaan bak kompos untuk mendaur ulang sisa-sisa organik yang ada di kebun. Kompos yang dihasilkan digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah di kebun, yang pada gilirannya meningkatkan hasil pertanian secara alami tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis. Hal ini sangat mendukung keberlanjutan pertanian yang ramah lingkungan.
3. Penerapan Panel Surya untuk Energi Terbarukan
Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, SEI juga menerapkan panel surya di atas saung yang ada di kebun pangan Jupiter Rahayu. Penggunaan panel surya memungkinkan SEI untuk memanfaatkan energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, hal ini juga memberikan contoh nyata kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
4. Revitalisasi Lahan Non-Produksi Menjadi Produktif
Salah satu tantangan besar dalam pengelolaan lahan adalah bagaimana mengelola lahan yang tidak produktif agar dapat memberikan manfaat. SEI telah melakukan revitalisasi lahan non-produktif di sekitar kebun pangan Jupiter Rahayu dan mengubahnya menjadi lahan yang produktif dengan berbagai jenis tanaman pangan. Dengan cara ini, SEI tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan sekitar tetapi juga membantu meningkatkan ketahanan pangan lokal.
Komitmen SEI terhadap prinsip ESG mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui program CSR seperti Kebun Pangan Jupiter Rahayu, SEI telah menunjukkan bagaimana prinsip ESG dapat diterapkan secara nyata, dengan fokus pada pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, di mana perusahaan, masyarakat, dan lingkungan dapat berkembang bersama.
Bersama SEI mari beralih menuju energi terbarukan!