Tag: Solar Energy Indonesia
Wujudkan Smart Building dan Energy Management System : SEI dan Siemens Indonesia Jalin Kolaborasi
Jakarta (11/06/2025) — Percepatan transisi energi dan dorongan global menuju pembangunan rendah karbon menuntut sistem bangunan yang lebih efisien, adaptif, dan cerdas dalam mengelola energi. Menyikapi tantangan tersebut, PT Surya Energi Indotama (SEI) menjalin kerja sama strategis dengan Siemens Indonesia melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dalam ajang Siemens Tech Summit 2025.
Kerja sama ini menandai komitmen kedua perusahaan dalam menghadirkan solusi terintegrasi untuk Pengemban PLTS, solusi Smart Building dan Energy Management System yang cerdas dan berkelanjutan.
Dengan pengalaman dan teknologi yang saling melengkapi, SEI dan Siemens akan mendorong transformasi digital dalam sektor infrastruktur, termasuk pelatihan tenaga kerja, riset terapan, dan penerapan teknologi pintar di berbagai proyek. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem bangunan yang lebih efisien, adaptif, dan rendah emisi karbon.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo, menjelaskan bahwa kerja sama ini selaras dengan visi perusahaan sebagai penyedia solusi total di bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
“Kerja sama ini sangat selaras dengan visi kami sebagai penyedia solusi total di bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Kami memiliki pengalaman luas dalam proyek-proyek energi surya, dari skala kecil hingga besar, dan siap mendukung upaya transisi energi melalui pendekatan yang menyeluruh,”. Ujarnya.
SEI telah dikenal luas sebagai pelaku utama dalam pengembangan energi bersih di Indonesia. Selain perannya sebagai EPC (Engineering, Procurement, Construction), SEI juga aktif dalam menyediakan layanan O&M, konservasi energi, hingga pelatihan teknis untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Penandatanganan MoU ini menandai awal dari kolaborasi jangka panjang antara SEI dan Siemens Indonesia dalam menjawab tantangan energi masa depan yang sejalan dengan arah pembangunan nasional dengan pendekatan yang inovatif, kolaboratif dan berkelanjutan.
Berita Lainnya
Komitmen Tanpa Kompromi: SEI Raih Dua Sertifikasi CSMS High Risk
Bandung (09/06/2025) – PT Surya Energi Indotama (SEI) kembali menegaskan komitmennya terhadap keselamatan kerja dengan berhasil meraih Sertifikasi Contractors Safety Management System (CSMS) kategori High Risk dari tim assessment CSMS HSSE PT Pertamina Power Indonesia - Sub Holding Power & NRE. Penilaian dilakukan secara menyeluruh pada 6 Mei 2025 dan 14 Mei 2025, dengan hasil akhir menyatakan bahwa SEI lulus dengan nilai memuaskan.
Untuk sertifikasi CSMS Pertamina, SEI telah melalui serangkaian tahapan, dimulai dari proses pra-kualifikasi hingga verifikasi, dengan pemenuhan seluruh persyaratan administratif yang dinyatakan lolos pada 6 Mei 2025. Tahapan berikutnya adalah proses verifikasi dokumen, yang dilakukan melalui kunjungan langsung tim assessment ke Kantor SEI.
Rangkaian proses penilaian verifikasi dokumen terdiri dari 8 proses, diantaranya kepemimpinan dan akuntabilitas, kebijakan dan sasaran, organisasi, tanggung jawab, sumber daya, dokumen, manajemen resiko, perencanaan dan prosedur, implementasi dan pengendalian operasional, jaminan pemantauan, pengukuran dan audit, serta tinjauan manajemen.
Melalui kegiatan penilaian CSMS tersebut, hasil akhir penilaian menyatakan bahwa PT Surya Energi Indotama mendapat nilai 85,51% dengan kriteria high risk.
Sementara itu, untuk sertifikasi CSMS dari SKK Migas, proses penilaian dilakukan pada 14 Mei 2025, di mana SEI memperoleh nilai kualifikasi sebesar 60,22% dan kembali dinyatakan lulus dalam kategori risiko tinggi.
Dengan pencapaian ini, SEI kini memegang dua sertifikasi CSMS High Risk sekaligus dari Pertamina dan SKK Migas, memperkuat rekam jejak perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam penerapan sistem keselamatan kerja yang andal di sektor energi dan konstruksi.
HSE Officer yang juga merupakan PIC HSE untuk pengerjaan CSMS, Elyana Febrianti menyampaikan apresiasi atas hasil positif dari proses sertifikasi ini
“Kami mengucapkan terima kasih atas hasil penilaian CSMS yang telah diberikan, khususnya dalam aspek Health, Safety, and Environment (HSE). Kami bersyukur bahwa dari dua user yang melakukan evaluasi, kami memperoleh kategori Risiko Tinggi, yang dalam konteks ini menunjukkan bahwa kinerja kami telah memenuhi standar yang tinggi dan dinyatakan bagus serta lolos kualifikasi CSMS mereka.”
Elyana menambahkan bahwa capaian ini merupakan bukti konkret atas komitmen SEI dalam menjaga integritas penerapan prinsip-prinsip HSE di seluruh lini operasional perusahaan.
Lebih dari sekadar pencapaian administratif, sertifikasi ini menjadi pijakan penting dalam upaya SEI membangun budaya keselamatan kerja yang berkelanjutan. Elyana menegaskan
“Kami berharap pencapaian ini dapat menjadi dasar yang kuat untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja HSE kami ke depannya. Komitmen kami adalah menjadikan aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas.”
“Kami juga terbuka terhadap setiap masukan sebagai bagian dari proses perbaikan berkelanjutan, agar dapat memberikan kontribusi terbaik bagi keberhasilan proyek secara keseluruhan, serta menjaga kepercayaan seluruh stakeholder.”
Keberhasilan SEI dalam meraih sertifikasi CSMS High Risk dari PT Pertamina Power Indonesia - Sub Holding Power & NRE ini semakin memperkuat posisi SEI sebagai mitra strategis yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga unggul dalam pengelolaan keselamatan dan lingkungan kerja.**
Berita Lainnya
Perkuat Komitmen Berkelanjutan : SEI dan SNE Teken MoU Kolaborasi ESG
Bandung (05/06/2025) – Dalam upaya memperkuat komitmen terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), PT Surya Energi Indotama (SEI) menjalin kerja sama strategis dengan PT Satria Nusa Enjinering (SNE) melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung di kantor SEI.
Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam membangun sinergi antar perusahaan nasional yang memiliki visi sejalan terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang bertanggung jawab. Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo, beserta jajaran manajemen. Juga Direktur Utama SNE, Feli Zulhendri, beserta jajaran.
Acara diawali dengan sesi sharing di program SEI Morning Session dari Feli Zulhendri yang mengangkat tema “Water Sustainability for Better Indonesia”. Dalam presentasinya, Feli memaparkan pentingnya pengelolaan air limbah sebagai bagian integral dari solusi keberlanjutan, serta memperkenalkan pendekatan inovatif yang dapat mengubah air limbah menjadi sumber air bersih yang aman dan bermanfaat. Pemaparan ini mendapat perhatian tinggi dari para peserta dan memantik diskusi yang hangat dalam sesi tanya jawab.
Momentum kolaboratif ini kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman, yang menjadi simbol resmi dimulainya kerja sama antara SEI dan SNE dalam mengembangkan inisiatif-inisiatif ESG yang berdampak nyata, baik dalam lingkup industri maupun masyarakat luas.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo, menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat membuka ruang kolaborasi yang lebih luas, khususnya dalam pengembangan solusi hijau dan praktik bisnis berkelanjutan. “Kami percaya bahwa sinergi ini akan memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
Dengan semangat kolaboratif dan visi keberlanjutan yang kuat, SEI dan SNE optimis kerja sama ini akan menjadi fondasi penting dalam menciptakan inovasi-inovasi hijau yang relevan dan berdaya guna untuk masa depan Indonesia.**
Berita Lainnya
Kebersamaan dalam Berkurban, SEI dan Len Wujudkan Semangat Berbagi
Bandung (05/06/2025) — Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, PT Surya Energi Indotama (SEI) bersama induk perusahaan PT Len Industri (Persero), menunjukkan komitmen kebersamaan dan kepedulian sosial melalui program penyaluran hewan kurban. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari inisiatif bersama Len Incorporated dan Defend ID.
Dalam semangat kolaborasi dan gotong royong, sebanyak 32 ekor sapi, 1 ekor kerbau, dan 58 ekor kambing disalurkan secara serentak ke berbagai wilayah, mencakup Bandung, Subang, Banten, hingga Surabaya. Program ini tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
Di lingkungan kantor SEI, penyerahan hewan kurban dilaksanakan secara simbolis oleh Pjs. General Manager Human Capital & General Affair, Dea Puspitasari, kepada perwakilan warga RW 04 Kelurahan Kebon Lega. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua RW 04 Asep Supriadi dan Ketua Panitia Qurban, Koswara Somawijaya.
"Terima kasih banyak kepada SEI. Semoga hewan kurban ini membawa manfaat dan keberkahan bagi seluruh warga. Aamiin,"* ungkap Koswara.
Sementara itu, di kantor pusat PT Len Industri (Persero), penyaluran hewan kurban dihadiri oleh Camat Regol, Lurah Pasirluyu, perwakilan warga Kelurahan Pasirluyu, serta jajaran direksi Len Incorporated.
Dalam sambutannya, Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko PT Len Industri (Persero), Amalia Maya Fitri, menekankan bahwa kurban adalah simbol dari nilai-nilai keikhlasan dan empati yang harus terus dijaga, khususnya di lingkungan korporasi.
"Ibadah kurban pada dasarnya adalah bentuk ketaatan vertikal kepada Allah SWT. Namun, makna sosialnya sangat dalam. Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan hadir bukan hanya sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dan berbagi,"* tutur Amalia.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen perusahaan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
"Kami berharap langkah kecil ini bisa memberikan dampak positif dan mempererat kedekatan antara perusahaan dan lingkungan sekitar," tutupnya.
Dengan semangat berbagi dan berkolaborasi, SEI dan Len terus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan dalam setiap langkah, menjadikan Idul Adha bukan hanya momentum keagamaan, tetapi juga panggilan sosial untuk saling menguatkan.**
Berita Lainnya
Jejak Awal Energi Surya Indonesia : Modul Surya Pertama di Len Tahun 1998
PT Len Industri (Persero), sebagai induk perusahaan dari PT Surya Energi Indotama, telah memainkan peran penting dalam sejarah pengembangan teknologi energi surya di Indonesia.
Komitmen Len terhadap kemandirian energi nasional dimulai sejak tahun 1986, saat perusahaan memperkenalkan teknologi Solar Home System (SHS) untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang belum teraliri listrik konvensional. Inisiatif ini menjadi titik awal kontribusi nyata Len dalam penyediaan energi bersih bagi masyarakat.
Perjalanan Len berlanjut secara signifikan pada tahun 1998, dengan keberhasilan menciptakan prototype modul surya. Modul Surya ini merupakan hasil kerja sama antara Len, Solarex Australia, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Modul Surya tersebut menjadi tonggak awal pengembangan teknologi fotovoltaik di dalam negeri.
Tak berhenti di tahap prototype, Len mengembangkan modul surya produksi lokal dengan kapasitas awal 1,2 MW per tahun pada tahun yang sama. Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan pasar, kapasitas produksi pun terus ditingkatkan
- 10 MW per Tahun pada Tahun 2009
- 46 MW per Tahun pada Tahun 2015
- 71 MW per Tahun pada Tahun 2020
Pencapaian besar diraih pada tahun 2016, saat Len berhasil menjadi pelaksana proyek solar panel terbesar pertama di Indonesia, yaitu IPP PLTS Oelpuah Kupang dengan kapasitas 5 MW. Proyek ini menjadi simbol transisi energi bersih dan kebangkitan industri fotovoltaik nasional.
Seiring waktu, Len juga terus melakukan pengembangan fasilitas produksi serta mendapatkan berbagai sertifikasi mutu nasional dan internasional, memperkuat posisi Len sebagai Pioneer Solar PV ManufacturIng di Indonesia.
Kini, fasilitas produksi panel surya tersebut telah diakuisisi oleh PT Surya Energi Indotama selaku anak perusahaan, untuk melanjutkan pengembangan dan industrialisasi teknologi energi surya secara lebih fokus dan terintegrasi.
"Dari satu modul Surya kecil di tahun 1998, menjadi Langkah besar untuk negeri"
Melalui PT Surya Energi Indotama, kami terus berkomitmen menghadirkan solusi energi terbarukan yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia**
Berita Lainnya
Digitalisasi Berbuah Manis, SEI Raih Website Korporasi Terbaik pada ajang SPS Awards 2025
Jakarta (23/05/2025) – PT Surya Energi Indotama kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan bergengsi dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) dalam ajang Indonesia Digital Media Award (IDMA) 2025 yang digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta. Penghargaan tersebut diberikan untuk kategori Website Korporasi Terbaik, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen perusahaan dalam menghadirkan platform digital yang informatif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan publik.
Website SEI dinilai mampu menyajikan informasi yang relevan dan mudah diakses, sekaligus mencerminkan semangat perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi digital di era industri saat ini.
Ketua Umum SPS, Januar P. Ruswita, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh penghargaan yang diberikan malam ini telah melalui proses panjang dan selektif. “Penghargaan ini melalui beberapa tahap penting, dimulai dari pengumpulan sebanyak 570 entri, proses penjurian yang dilakukan oleh para profesional di bidangnya, hingga akhirnya dipilih pemenang yang layak mendapatkan apresiasi,” ujarnya. Ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam ajang ini.
Mengusung tema "Pers Indonesia, Pilar Informasi Terpercaya", SPS Award 2025 diharapkan menjadi momentum untuk terus mendorong perusahaan pers dan korporasi di Indonesia dalam mengembangkan media digital yang kredibel dan berdampak positif.
Turut hadir dalam malam penghargaan tersebut Manager Corporate Secretary SEI, Nefi Friyanti, beserta tim Corporate Communication untuk menerima penghargaan secara langsung. Dalam keterangannya, Nefi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kerja keras tim yang selama ini telah mendorong digitalisasi informasi di lingkungan perusahaan.
"Ini adalah hasil dari kerja kolektif seluruh tim, dan kami sangat mengapresiasi pencapaian ini. Semoga penghargaan ini menjadi pemicu semangat untuk terus meningkatkan kualitas penyampaian informasi digital yang dapat memberikan kontribusi positif khususnya bagi Perusahaan dan juga masyarakat luas," ujar Nefi.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa SEI terus berinovasi dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mudah diakses oleh publik, serta memperkuat peran perusahaan sebagai bagian dari pilar informasi terpercaya di Indonesia.
Berita Lainnya
SEI Raih Dua Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025
Jakarta (21/05/2025) — PT Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi terbarukan, kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025 yang diselenggarakan oleh MarkPlus Inc.
Dalam ajang tahunan yang digelar di Jakarta, SEI berhasil menyabet Gold Winner dalam kategori "The Most Promising Company in Marketing 3.0" dan Silver Winner untuk kategori "The Most Promising Company in Marketing 5.0" keduanya dalam kategori anak perusahaan BUMN.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari kalangan BUMN, BUMD, pelaku industri, serta praktisi pemasaran dan bisnis. Turut hadir untuk menerima penghargaan tersebut, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo. Dalam wawancara, Khanestyo menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan serta harapan agar pencapaian ini menjadi pemicu untuk terus berinovasi dan menjadi lebih baik.
"Terima kasih kepada MarkPlus Inc. yang sudah memberikan penghargaan ini kepada kami. Semoga dengan adanya penghargaan ini bisa menjadikan kami lebih baik dalam memberikan kontribusi positif untuk Perusahaan dan sektor energi terbarukan di Indonesia. Sukses terus untuk MarkPlus," ujar Khanestyo di sela acara penyerahan penghargaan.
Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Awards merupakan bentuk apresiasi terhadap inovasi dan kinerja pemasaran terbaik dari perusahaan-perusahaan milik negara dan anak perusahaannya.
Penghargaan Marketing 3.0 yang diterima SEI menyoroti keberhasilan perusahaan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan ke dalam strategi pemasaran. Pendekatan ini mencerminkan komitmen SEI untuk tidak hanya menjual produk dan jasa, tetapi juga membangun hubungan bermakna dengan konsumen dan komunitas.
Sementara itu, penghargaan Marketing 5.0 menandakan kesiapan SEI dalam memanfaatkan teknologi mutakhir termasuk big data, dan automasi digital untuk menciptakan pengalaman pemasaran yang lebih relevan, efisien, dan berorientasi pada masa depan.
Kedua penghargaan ini menunjukkan bahwa SEI tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga menjadi perusahaan yang dapat mengimplementasikan pendekatan pemasaran secara holistik dan berkelanjutan di sektor energi terbarukan.
Pencapaian SEI ini menjadi bukti nyata dari komitmen perusahaan dalam mengadopsi pendekatan pemasaran modern yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga menciptakan nilai sosial dan digital yang berkelanjutan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi SEI untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sektor energi terbarukan di Indonesia.**
Berita Lainnya
Swiss jadi Negara Pertama Pasang Panel Surya di Rel Kereta Api
Inovasi energi bersih kini datang dari Swiss. Negara yang dikenal dengan sistem transportasinya yang presisi ini kembali membuat gebrakan melalui proyek percontohan panel surya di rel kereta api aktif. Proyek ini diinisiasi oleh Sun-Ways, sebuah startup asal Swiss yang berfokus pada pengembangan teknologi energi terbarukan.
Berbeda dari proyek energi surya pada umumnya yang membutuhkan lahan khusus atau atap bangunan, Sun-Ways menghadirkan solusi unik yaitu memasang panel surya langsung di antara rel kereta api yang masih aktif.
Teknologi yang digunakan pun memungkinkan kereta tetap beroperasi tanpa gangguan, membuka peluang besar bagi pemanfaatan ruang infrastruktur yang selama ini tidak termanfaatkan secara optimal.
“Ini akan menjadi pertama kalinya panel surya dipasang di rel kereta api yang dilalui kereta api,” ujar Joseph Scuderi, CEO Sun-Ways, dikutip dari ESG News.
Dalam tahap percontohan, sebanyak 48 panel surya akan dipasang di sepanjang 100 meter rel, yang berada di wilayah Neuchâtel, Swiss barat. Dimana panel akan dipasang menggunakan kereta yang dirancang khusus oleh perusahaan perawatan rel Swiss Sceuchzer, yang mampu memasang panel hingga 1.000 meter persegi per hari.
Hasil dari daya ini nantinya tidak akan disalurkan ke sistem kereta api karena kompleksitas operasi kereta api saat ini. Sistem tersebut harapanya dapat disalurkan ke rumah-rumah penduduk setempat karna di perkirakan dapat menghasilkan Listrik sebesar 16.000 kWh per tahun.
Potensi Skala Global
Proyek Sun-Ways ini menawarkan solusi cerdas, menggunakan infrastruktur yang sudah ada untuk menambah kapasitas energi terbarukan, tanpa menambah tekanan terhadap ruang terbuka atau lahan hijau.
Potensi penerapan teknologi ini sangat besar. Bayangkan jika sebagian kecil saja dari jalur itu dilengkapi panel surya, dunia akan mendapatkan sumber energi bersih tambahan dalam jumlah signifikan, tanpa merusak lingkungan.
Dan jika proyek ini sukses terlebih direplikasi secara luas, bukan tidak mungkin kita akan melihat rel-rel kereta di seluruh dunia tidak hanya menjadi jalur perjalanan, tapi juga jalur energi bersih masa depan. Keren kan!
Ingin tahu lebih banyak tentang informasi terkini seputar teknologi hijau, energi terbarukan, dan solusi masa depan? Ikuti kami di media sosial dan kunjungi website di www.suryaenergi.co.id
Berita Lainnya
1,7 Juta Peluang Kerja Hijau Menanti di Tahun 2030
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi luar biasa dalam mengembangkan sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menargetkan transisi energi secara bertahap demi mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Tahun 2030 menjadi salah satu tonggak penting, di mana proyeksi kapasitas dan kontribusi EBT diperkirakan mengalami lonjakan signifikan.
Selain manfaat lingkungan, transisi ini juga berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja hijau. Berdasarkan metode perhitungan dari Greenpeace, berikut adalah proyeksi potensi pertumbuhan lapangan kerja dari masing-masing sub-sektor EBT di Indonesia hingga tahun 2030:
1. Geothermal (Panas Bumi)
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia. Pengembangan panas bumi tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga membuka lapangan kerja di bidang eksplorasi, konstruksi pembangkit, hingga operasi dan pemeliharaan.
2. Hidropower (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Dengan topografi yang kaya akan sungai dan wilayah pegunungan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan tenaga air. Proyek-proyek hidropower skala besar dan mikrohidro dapat meningkatkan akses listrik di daerah terpencil sekaligus menyerap tenaga kerja lokal.
3. Bioenergi
Sumber daya biomassa dari pertanian, perkebunan, dan limbah organik menjadikan bioenergi solusi energi berkelanjutan yang inklusif. Sektor ini juga mendukung perekonomian pedesaan melalui pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan bakar.
4. Energi Surya
Energi surya adalah salah satu sumber EBT dengan pertumbuhan tercepat karena teknologinya yang kian terjangkau dan mudah diimplementasikan. Pemasangan panel surya di atap rumah, gedung industri, daerah terpencil hingga fasilitas publik akan menjadi ladang pekerjaan untuk lebih banyak orang.
5. Energi Bayu (Angin)
Wilayah pesisir dan dataran tinggi di Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin. Pengembangan energi bayu membutuhkan keahlian teknis dan akan mendorong pertumbuhan tenaga kerja di sektor teknik dan pemeliharaan.
6. Energi Baru dan Terbarukan Lainnya
Termasuk dalam kategori ini adalah energi dari gelombang laut, pasang surut, dan teknologi inovatif lainnya. Meskipun masih dalam tahap awal, potensi sektor ini tidak boleh diabaikan sebagai bagian dari portofolio energi masa depan Indonesia.
Dengan total tambahan kapasitas sebesar 69.652 MW dari seluruh jenis EBT, Indonesia memiliki potensi menciptakan sekitar 1.721.435 lapangan kerja hijau pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan peluang besar untuk menggabungkan agenda pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan secara bersamaan.
Transisi menuju energi bersih bukan hanya kebutuhan ekologis, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil perlu berkolaborasi untuk memastikan kesiapan tenaga kerja melalui pelatihan vokasi, peningkatan kapasitas SDM, serta penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri EBT.
Tahun 2030 bukan sekadar target, tetapi titik awal masa depan Indonesia yang bersih, hijau, dan penuh peluang.
Berita Lainnya
Keterampilan Hijau Jadi Sorotan, Ridwan Kurnia Tegaskan Pentingnya SDM
Jakarta (30/04/2025) – Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem tenaga kerja hijau di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggelar Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025 di Hotel Pullman, Jakarta. Mengusung tema besar “Turning Vision into Action”, konferensi ini sekaligus menjadi ajang peluncuran resmi Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia.
Salah satu sesi paralel yang menyedot perhatian adalah diskusi bertema “Inovasi dan Inisiatif dalam Praktik Berkelanjutan melalui Keterampilan Hijau”. Ridwan Kurnia, Direktur Teknik dan Operasi, hadir sebagai pembicara dalam sesi ini, bersama tiga narasumber lain dari berbagai latar belakang: Ulrike Lehr (Senior Researcher di Global Resource Unit, GWS Jerman), Ahmad Khulaemi (Widyaiswara Ahli Utama, PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM), dan Aysifa Isvari (Senior Consultant, SRE Woman).
Dalam pemaparannya, Ridwan menekankan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, akibat kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman.
“Sebetulnya kita kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di Industri Hijau khususnya PLTS. Makanya kita selalu aktif bekerjasama dengan instansi Pendidikan dalam memberikan masukan terkait ilmu apa saja yang sebetulnya dibutuhkan di lapangan, sehingga harapanya akan menjadi salah satu kurikulum di kampus tersebut. Jika tidak, ini akan menjadi masalah serius karena kebutuhan industri terus bertumbuh, sementara pasokan tenaga kerja terampil tidak seimbang,” ujar Ridwan di hadapan audiens.
Ia menjelaskan bahwa di perusahaanya, sekitar 70% posisi krusial diisi oleh tenaga teknisi. Lebih lanjut, Ridwan memetakan tiga kategori utama posisi strategis tersebut, yakni: Design Engineering, System Engineering dan contoh lain seperti Project Planning dan Marketing yang menjadi penghubung antara sisi teknis dan komersial, serta memetakan potensi proyek secara menyeluruh.
Antusiasme peserta sangat tinggi dalam sesi ini. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk, baik secara langsung maupun melalui kanal online. Salah satu pertanyaan yang cukup menonjol adalah mengenai “Skill teknis apa yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan di industri Hijau khususnya PLTS?”
Menanggapi hal tersebut, Ridwan menekankan pentingnya keterampilan lintas disiplin, seperti penguasaan perangkat lunak simulasi energi, pemahaman teknis kelistrikan, sertifikasi keahlian hingga kemampuan manajerial proyek.
“Tenaga kerja masa depan di sektor hijau perlu adaptif, punya wawasan teknologi, serta bisa bekerja lintas fungsi. Ini bukan hanya soal teknis, tapi juga kemampuan berpikir sistemik,” tambahnya.
Sesi ini juga menampilkan berbagai perspektif, termasuk dari Ulrike Lehr yang memaparkan tren global dalam transisi energi dan kontribusi lapangan kerja hijau terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Aysifa Isvari membahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor energi terbarukan, serta bagaimana membangun akses dan pelatihan yang setara.
Ahmad Khulaemi menambahkan dari sudut pandang pemerintah, bahwa saat ini PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM sedang mengembangkan program pelatihan teknis berbasis kebutuhan lapangan di bidang EBTKE (Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi).
Sesi ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari peserta, menandakan tingginya minat publik terhadap isu keterampilan hijau. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan plakat penghargaan kepada seluruh narasumber atas kontribusi dan gagasan yang disampaikan.
Konferensi IGJC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam menyiapkan SDM unggul untuk mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.**