Penulis: Admin
1,7 Juta Peluang Kerja Hijau Menanti di Tahun 2030
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi luar biasa dalam mengembangkan sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menargetkan transisi energi secara bertahap demi mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Tahun 2030 menjadi salah satu tonggak penting, di mana proyeksi kapasitas dan kontribusi EBT diperkirakan mengalami lonjakan signifikan.
Selain manfaat lingkungan, transisi ini juga berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja hijau. Berdasarkan metode perhitungan dari Greenpeace, berikut adalah proyeksi potensi pertumbuhan lapangan kerja dari masing-masing sub-sektor EBT di Indonesia hingga tahun 2030:
1. Geothermal (Panas Bumi)
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia. Pengembangan panas bumi tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga membuka lapangan kerja di bidang eksplorasi, konstruksi pembangkit, hingga operasi dan pemeliharaan.
2. Hidropower (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Dengan topografi yang kaya akan sungai dan wilayah pegunungan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan tenaga air. Proyek-proyek hidropower skala besar dan mikrohidro dapat meningkatkan akses listrik di daerah terpencil sekaligus menyerap tenaga kerja lokal.
3. Bioenergi
Sumber daya biomassa dari pertanian, perkebunan, dan limbah organik menjadikan bioenergi solusi energi berkelanjutan yang inklusif. Sektor ini juga mendukung perekonomian pedesaan melalui pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan bakar.
4. Energi Surya
Energi surya adalah salah satu sumber EBT dengan pertumbuhan tercepat karena teknologinya yang kian terjangkau dan mudah diimplementasikan. Pemasangan panel surya di atap rumah, gedung industri, daerah terpencil hingga fasilitas publik akan menjadi ladang pekerjaan untuk lebih banyak orang.
5. Energi Bayu (Angin)
Wilayah pesisir dan dataran tinggi di Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin. Pengembangan energi bayu membutuhkan keahlian teknis dan akan mendorong pertumbuhan tenaga kerja di sektor teknik dan pemeliharaan.
6. Energi Baru dan Terbarukan Lainnya
Termasuk dalam kategori ini adalah energi dari gelombang laut, pasang surut, dan teknologi inovatif lainnya. Meskipun masih dalam tahap awal, potensi sektor ini tidak boleh diabaikan sebagai bagian dari portofolio energi masa depan Indonesia.
Dengan total tambahan kapasitas sebesar 69.652 MW dari seluruh jenis EBT, Indonesia memiliki potensi menciptakan sekitar 1.721.435 lapangan kerja hijau pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan peluang besar untuk menggabungkan agenda pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan secara bersamaan.
Transisi menuju energi bersih bukan hanya kebutuhan ekologis, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil perlu berkolaborasi untuk memastikan kesiapan tenaga kerja melalui pelatihan vokasi, peningkatan kapasitas SDM, serta penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri EBT.
Tahun 2030 bukan sekadar target, tetapi titik awal masa depan Indonesia yang bersih, hijau, dan penuh peluang.
Berita Lainnya
Keterampilan Hijau Jadi Sorotan, Ridwan Kurnia Tegaskan Pentingnya SDM
Jakarta (30/04/2025) – Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem tenaga kerja hijau di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggelar Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025 di Hotel Pullman, Jakarta. Mengusung tema besar “Turning Vision into Action”, konferensi ini sekaligus menjadi ajang peluncuran resmi Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia.
Salah satu sesi paralel yang menyedot perhatian adalah diskusi bertema “Inovasi dan Inisiatif dalam Praktik Berkelanjutan melalui Keterampilan Hijau”. Ridwan Kurnia, Direktur Teknik dan Operasi, hadir sebagai pembicara dalam sesi ini, bersama tiga narasumber lain dari berbagai latar belakang: Ulrike Lehr (Senior Researcher di Global Resource Unit, GWS Jerman), Ahmad Khulaemi (Widyaiswara Ahli Utama, PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM), dan Aysifa Isvari (Senior Consultant, SRE Woman).
Dalam pemaparannya, Ridwan menekankan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, akibat kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman.
“Sebetulnya kita kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di Industri Hijau khususnya PLTS. Makanya kita selalu aktif bekerjasama dengan instansi Pendidikan dalam memberikan masukan terkait ilmu apa saja yang sebetulnya dibutuhkan di lapangan, sehingga harapanya akan menjadi salah satu kurikulum di kampus tersebut. Jika tidak, ini akan menjadi masalah serius karena kebutuhan industri terus bertumbuh, sementara pasokan tenaga kerja terampil tidak seimbang,” ujar Ridwan di hadapan audiens.
Ia menjelaskan bahwa di perusahaanya, sekitar 70% posisi krusial diisi oleh tenaga teknisi. Lebih lanjut, Ridwan memetakan tiga kategori utama posisi strategis tersebut, yakni: Design Engineering, System Engineering dan contoh lain seperti Project Planning dan Marketing yang menjadi penghubung antara sisi teknis dan komersial, serta memetakan potensi proyek secara menyeluruh.
Antusiasme peserta sangat tinggi dalam sesi ini. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk, baik secara langsung maupun melalui kanal online. Salah satu pertanyaan yang cukup menonjol adalah mengenai “Skill teknis apa yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan di industri Hijau khususnya PLTS?”
Menanggapi hal tersebut, Ridwan menekankan pentingnya keterampilan lintas disiplin, seperti penguasaan perangkat lunak simulasi energi, pemahaman teknis kelistrikan, sertifikasi keahlian hingga kemampuan manajerial proyek.
“Tenaga kerja masa depan di sektor hijau perlu adaptif, punya wawasan teknologi, serta bisa bekerja lintas fungsi. Ini bukan hanya soal teknis, tapi juga kemampuan berpikir sistemik,” tambahnya.
Sesi ini juga menampilkan berbagai perspektif, termasuk dari Ulrike Lehr yang memaparkan tren global dalam transisi energi dan kontribusi lapangan kerja hijau terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Aysifa Isvari membahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor energi terbarukan, serta bagaimana membangun akses dan pelatihan yang setara.
Ahmad Khulaemi menambahkan dari sudut pandang pemerintah, bahwa saat ini PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM sedang mengembangkan program pelatihan teknis berbasis kebutuhan lapangan di bidang EBTKE (Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi).
Sesi ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari peserta, menandakan tingginya minat publik terhadap isu keterampilan hijau. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan plakat penghargaan kepada seluruh narasumber atas kontribusi dan gagasan yang disampaikan.
Konferensi IGJC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam menyiapkan SDM unggul untuk mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.**
Berita Lainnya
SEI dan Sustainahaus Tandatangani MoU Kerja Sama Strategis di Bidang ESG dan Green Building
Bandung, (22/04/2025) – PT Surya Energi Indotama (SEI) menjalin kerja sama strategis dengan PT Solusi Rumah Hijau (Sustainahaus) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang diselenggarakan di kantor SEI. Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan inisiatif Environmental, Social and Governance (ESG) serta implementasi Green Building untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ini merupakan salah satu aksi nyata atas campaign SEI yaitu “Your Trusted ESG Solution Partner”.
Acara seremoni penandatanganan berlangsung dengan penuh semangat dan kolaboratif. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Surya Energi Indotama, Khanestyo, beserta jajaran manajemen, serta Direktur PT Solusi Rumah Hijau, Satrio Dwi Prakoso.
“Kolaborasi ini merupakan langkah konkret kami dalam mendukung transformasi hijau di sektor energi dan properti, yang mana keberhasilan kami pun tidak hanya di ukur dari laba (profit) saja, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial (people) dan lingkungan (planet). Sinergi antara SEI dan Sustainahaus diharapkan mampu menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan, khususnya dalam penerapan prinsip ESG dan Green Building,” ujar Khanestyo dalam sambutannya.
Sementara itu, Satrio Dwi Prakoso juga menyampaikan optimismenya terhadap kemitraan ini,
“Kami melihat potensi besar dalam kolaborasi ini, tidak hanya dalam aspek teknis pembangunan, tetapi juga dalam edukasi untuk penerapan prinsip keberlanjutan di tengah masyarakat.”
Dalam sesi diskusi, kedua pihak saling bertukar informasi mengenai pengalaman, keahlian, serta potensi sinergi dalam proyek-proyek masa depan. Kerja sama ini dirancang untuk mencakup pengembangan sistem bangunan hijau, manajemen energi yang efisien, serta kampanye kesadaran lingkungan di berbagai sektor.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan MoU secara simbolis, yang kemudian dilanjutkan dengan pertukaran plakat penghargaan sebagai bentuk apresiasi dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih hijau, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
SEI dan Sustainahaus berharap bahwa kemitraan ini akan menjadi langkah nyata dalam mendukung agenda pembangunan hijau nasional serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
PT Surya Energi Indotama, "Your Trusted ESG Solution Partner".
Berita Lainnya
Mengenal Alat Ukur Grounding: Fungsi, Kegunaan, dan Jenisnya dalam Sistem PLTS
Dalam dunia kelistrikan, sistem Grounding merupakan salah satu elemen penting yang sering kali luput dari perhatian, padahal perannya sangat krusial dalam menjaga keamanan dan keandalan instalasi listrik, termasuk dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu alat yang digunakan untuk memastikan sistem grounding bekerja dengan baik adalah Alat Ukur Grounding atau yang dikenal juga dengan Grounding Tester.
Apa Itu Alat Ukur Grounding?
Grounding tester adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tahanan tanah atau ground resistance. Nilai ini menunjukkan seberapa baik arus listrik dari sistem bisa dialirkan ke tanah, terutama saat terjadi gangguan seperti arus bocor atau sambaran petir.
Alat ini sangat dibutuhkan untuk memastikan sistem grounding memenuhi standar keselamatan yang berlaku dan mampu melindungi peralatan serta personel dari risiko kelistrikan.
Mengapa Grounding Penting dalam Sistem PLTS?
Dalam sistem PLTS, baik skala rumah tangga maupun industri, grounding memiliki fungsi sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Sistem grounding yang buruk dapat menyebabkan:
- Kerusakan pada inverter dan panel surya,
- Gangguan operasional sistem secara keseluruhan,
- Risiko sengatan listrik,
- Penurunan usia pakai perangkat.
Karena itu, pengecekan berkala menggunakan alat ukur grounding sangat dianjurkan, terutama untuk menjaga keandalan dan keamanan sistem PLTS dalam jangka panjang.
Jenis-Jenis Alat Ukur Grounding
Alat ukur grounding listrik sebenarnya ada dua jenis yaitu earth tester dan juga earth clamp. Kedua alat tester grounding ini memiliki kegunaan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan antara keduanya:
1. Earth Tester
Earth tester merupakan alat yang sangat berguna dalam proses instalasi atau pemeliharaan sistem grounding baru. Dengan melakukan pengukuran resistansi tanah dan mengidentifikasi area dengan resistansi yang tinggi, teknisi dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas grounding dan memastikan keselamatan sistem secara keseluruhan
2. Earth Clamp
Bagaimana dengan earth clamp? Alat ukur grounding tanah ini adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengukur resistansi tanah dengan cara mendeteksi arus yang mengalir melalui sistem grounding. Terdiri dari kepala klem yang dapat dipasang di sekitar konduktor tanah, seperti kabel grounding atau tongkat grounding, perangkat ini dapat mengukur arus yang melewati konduktor tanah dan menghitung resistansi grounding secara otomatis berdasarkan arus yang terdeteksi.
Dengan menggunakan earth clamp, kita dengan mudah dan cepat melakukan pengukuran resistansi tanah tanpa perlu melakukan koneksi atau pemutusan konduktor tanah secara fisik. Hal ini membuat proses pengukuran menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan dengan aman serta akurat.
Komitmen PT Surya Energi Indotama dalam Menjaga Kualitas Grounding
Sebagai penyedia solusi energi terbarukan yang berpengalaman, PT Surya Energi Indotama (SEI) menempatkan pengukuran grounding sebagai bagian penting dari standar instalasi sistem PLTS kami. Melalui penggunaan grounding tester yang tepat dan pengujian berkala, kami memastikan bahwa setiap sistem yang kami bangun:
- Aman bagi pengguna,
- Tahan terhadap gangguan petir atau lonjakan arus,
- Memenuhi standar nasional maupun internasional,
- Beroperasi dengan efisien dan tahan lama.
Keandalan sistem energi surya dimulai dari detail teknis seperti grounding, dan kami percaya bahwa ketelitian dalam aspek kecil mampu menghasilkan dampak besar bagi keberhasilan proyek energi terbarukan.
Grounding bukan sekadar kewajiban teknis, melainkan investasi jangka panjang dalam keamanan, keandalan, dan efisiensi sistem PLTS. Dengan memilih alat ukur grounding yang sesuai dan menerapkan pengujian secara berkala, kita dapat menjaga agar sistem energi surya tetap optimal dan berkelanjutan.
Percayakan keamanan sistem PLTS Anda pada hlinya, Bersama SEI mari kita beralih menuju energi terbarukan!
Berita Lainnya
SEI Bersama DEFEND ID Berangkatkan Ribuan Pemudik Dalam Program “Mudik Aman Sampai Tujuan BUMN 2025”
Bandung (27/03/2025) – SEI bersama PT Len Industri (Persero) selaku induk Holding BUMN Industri Pertahanan Indonesia, DEFEND ID, berangkatkan 1.250 pemudik secara gratis dengan start keberangkatan di Gedung Sate, Bandung. Dengan tema “Mudik Aman Sampai Tujuan”, diadakannya program ini bertujuan untuk membantu masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah akan program ini, pelepasan pemudik dilakukan oleh Kepala UPTD Pengelola Prasarana Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (PPP LLASDP) Kota Bandung, Adwin Singarimbun.
“Adanya program mudik gratis ini dapat mengurangi kepadatan di jalan raya dan mengurangi risiko kecelakaan, sesuai dengan komitmen kami untuk mendukung transportasi yang aman dan nyaman. Harapannya, semoga pemudik dapat menikmati perjalanan dengan aman dan tenang,” ujar Adwin dalam sambutannya melepas para pemudik.
Turut hadir perangkat daerah lainnya, di antaranya Pamen Ahli Bidang Ekonomi Staf Ahli Pangdam III/Siliwangi, Kolonel Infanteri Tatang Sukmana, Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (PSDA Bapedda) Provinsi Jawa Barat, Marini F. Manurung dan Kepala Bagian Umum Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Agus. Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Joga Dharma Setiawan bersama jajaran Direksi Len Incorporated lainnya serta Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara dan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo, juga hadir melepas keberangkatan pemudik.
Selain diberangkatkan dari Bandung, ada pemudik lain yang juga diberangkatkan dari Subang, Surabaya dan Jakarta. DEFEND ID menyediakan lima rute tujuan mudik, di antaranya Yogyakarta, Solo, Surabaya, Lampung dan Palembang. Antusiasme masyarakat akan program ini sangat tinggi, terbukti dari jumlah pendaftar yang mencapai 2.115 orang.
SEI sendiri turut berkontribusi 1 bus dengan muatan 50 orang yang tujuannya Yogyakarta. Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara, bersama Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, Khanestyo turut hadir melepas keberangkatan para pemudik.
“Hati-hati dalam perjalanan, semoga sehat selalu dan selamat sampai tujuan. Teriring salam untuk keluarga di rumah” tutur Made.
Untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan mudik, armada bus yang digunakan telah melalui pemeriksaan kelayakan, dan para pengemudi telah dibekali dengan pelatihan khusus. Selain menyediakan transportasi gratis, DEFEND ID juga menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti makanan ringan, minuman dan obat-obatan. Para pemudik juga mendapatkan asuransi perjalanan selama program berlangsung.
Selain SEI, PT Len Industri (Persero) juga menggandeng seluruh anak perusahaannya, yakni PT Len Railway Systems, PT Eltran Indonesia dan PT Len Telekomunikasi Indonesia. Tak hanya itu, seluruh anggota DEFEND ID lainnya, yakni PT Dahana, PT Pindad, PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia beserta cucu perusahaan, PT Nusantara Turbin Propulsi, turut serta dalam program ini.
Program mudik gratis ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai bentuk nyata dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat. SEI bersama DEFEND ID berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam Pembangunan masyarakat dan bangsa**
Berita Lainnya
ESG : Langkah Nyata SEI Terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Apa itu ESG?
Environmental, Social, and Governance (ESG) adalah suatu konsep yang mengacu pada tiga faktor utama yang digunakan untuk mengukur dampak keberlanjutan suatu perusahaan. Faktor-faktor ini berhubungan dengan bagaimana perusahaan beroperasi dalam kaitannya dengan lingkungan (Environmental), sosial (Social), dan tata kelola perusahaan (Governance). ESG menjadi semakin penting dalam dunia bisnis karena menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat, serta komitmen dalam menjalankan tata kelola yang baik.
- Environmental (Lingkungan): Berfokus pada dampak perusahaan terhadap alam, seperti pengelolaan limbah, efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, dan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
- Social (Sosial): Berhubungan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap kesejahteraan sosial, termasuk hubungan dengan karyawan, kontribusi terhadap komunitas lokal, dan kepedulian terhadap hak asasi manusia.
- Governance (Tata Kelola): Menyangkut aspek transparansi, akuntabilitas, dan praktik bisnis yang baik dalam pengelolaan perusahaan, termasuk dalam hal pengambilan keputusan dan integritas.
Manfaat Penerapan ESG
Penerapan prinsip ESG memberikan banyak manfaat baik untuk perusahaan maupun untuk masyarakat dan lingkungan sekitar, antara lain:
- Keberlanjutan dan Dampak Positif: Perusahaan yang menerapkan ESG cenderung memiliki dampak positif yang lebih besar terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini memastikan keberlanjutan jangka panjang dan mendukung upaya perlindungan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan sosial.
- Peningkatan Reputasi: Perusahaan yang berkomitmen pada ESG seringkali dipandang lebih positif oleh masyarakat, investor, dan pelanggan. Ini meningkatkan citra perusahaan di mata publik, yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik investor yang lebih sadar lingkungan.
- Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik: Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ESG, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko lebih awal, seperti risiko lingkungan atau sosial, yang dapat memengaruhi kinerja jangka panjang.
- Akses ke Pembiayaan dan Investasi: Perusahaan yang mematuhi prinsip ESG sering kali lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan atau investasi dari lembaga yang berfokus pada keberlanjutan.
Langkah Nyata SEI Terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip ESG, PT Surya Energi Indotama (SEI) tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga memberikan perhatian besar terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Salah satu bentuk nyata dari komitmen SEI terhadap keberlanjutan adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bernama “Kebun Pangan Jupiter Rahayu”. Program ini tidak hanya mengelola potensi alam tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam penerapan prinsip ESG. Diantaranya :
1. Pengelolaan Limbah Dapur sebagai Pupuk Alami (Loseda)
Salah satu penerapan prinsip lingkungan yang dilakukan adalah pengelolaan limbah dapur. Limbah dapur yang biasanya menjadi sampah yang sulit terurai, kini diolah dengan metode yang inovatif menjadi pupuk alami, program ini bernama Lodong Sesa Dapur (Loseda). Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah tetapi juga memberikan manfaat bagi tanah dan tanaman yang ada di kebun pangan Jupiter Rahayu dan di lingkungan Masyarakat sekitar. Dengan demikian, secara tidak langsung SEI berkontribusi pada pengurangan limbah dan penerapan pertanian berkelanjutan.
2. Pengelolaan Kompos untuk Meningkatkan Kualitas Tanah
Selain mengelola limbah dapur, di Kebun Pangan Jupiter Rahayu juga menerapkan pengelolaan bak kompos untuk mendaur ulang sisa-sisa organik yang ada di kebun. Kompos yang dihasilkan digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah di kebun, yang pada gilirannya meningkatkan hasil pertanian secara alami tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis. Hal ini sangat mendukung keberlanjutan pertanian yang ramah lingkungan.
3. Penerapan Panel Surya untuk Energi Terbarukan
Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, SEI juga menerapkan panel surya di atas saung yang ada di kebun pangan Jupiter Rahayu. Penggunaan panel surya memungkinkan SEI untuk memanfaatkan energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, hal ini juga memberikan contoh nyata kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
4. Revitalisasi Lahan Non-Produksi Menjadi Produktif
Salah satu tantangan besar dalam pengelolaan lahan adalah bagaimana mengelola lahan yang tidak produktif agar dapat memberikan manfaat. SEI telah melakukan revitalisasi lahan non-produktif di sekitar kebun pangan Jupiter Rahayu dan mengubahnya menjadi lahan yang produktif dengan berbagai jenis tanaman pangan. Dengan cara ini, SEI tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan sekitar tetapi juga membantu meningkatkan ketahanan pangan lokal.
Komitmen SEI terhadap prinsip ESG mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui program CSR seperti Kebun Pangan Jupiter Rahayu, SEI telah menunjukkan bagaimana prinsip ESG dapat diterapkan secara nyata, dengan fokus pada pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, di mana perusahaan, masyarakat, dan lingkungan dapat berkembang bersama.
Bersama SEI mari beralih menuju energi terbarukan!
Berita Lainnya
Peresmian Media Percontohan Krisis Planet: Langkah Nyata SEI dalam Edukasi dan Ketahanan Lingkungan
Jakarta (02/03/2025) - SEI bersama Badan Pengendalian Lingkungan Hidup meresmikan Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet yang terletak di Jalan Nusa Indah IV Nomor 35, RT08/RW4, Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Peresmian ini dihadiri oleh Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara bersama dengan sejumlah aparatur negara lainnya. Bersamaan dengan hal ini, peresmian dilakukan oleh Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, Ary Sudijanto.
“Dengan mohon ridha dari Allah SWT saya mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, secara resmi Media Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet Malaka Jaya diresmikan,” ucapnya.
Ary berharap dengan diresmikannya media pembelajaran ini dapat memberikan manfaat secara luas juga dapat menjadi langkah yang nyata dalam upaya menyalamatkan bumi di masa mendatang. Hal ini selaras dengan tujuan dibuatnya media tersebut yang ditujukan untuk mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya kontribusi positif dalam menjaga lingkungan, khususnya pencegahan krisis planet.
Adanya proyek ini menurut Ary juga sebagai langkah nyata dalam menghadapi Triple Planetary Crisis: perubahan iklim, polusi lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. “Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi berbagai pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, kita bisa menciptakan solusi konkret untuk menjaga bumi,” ujarnya.
Inisiatif inovatif ini menghadirkan berbagai fasilitas berkelanjutan, termasuk kolam gizi berisi ikan budidaya, tanaman akuaponik, lubang biopori, sumur resapan, pengolahan sampah menjadi kompos, serta lampu hemat energi.
Dalam media pembelajaran ini, SEI turut berperan penuh dalam memberikan fasilitas penunjang aktivitas media pembelajaran tersebut. Direktur Utama SEI, I Made Sandika menyampaikan apresiasi dan dukungannya.
“Turut mengapresiasi adanya media pembelajaran ini. Guna untuk memberikan contoh ke masyarakat lainnya terutama wilayah rukun tetangga terhadap perubahan iklim. Kedepannya, SEI akan terus mendukung program ini mulai dari pemasangan hingga pemeliharaan sistem panel surya yang dipasang di media pembelajaran ini,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh utama di balik inisiatif dibangunnya media percontohan pembelajaran ini, Ketua RT08/RW4 Malaka Jaya Taufiq Supriadi,menuturkan awal mula media ini bisa lahir.
“Kami berpikir, kita harus membuat sebuah media percontohan untuk meng-endorse, untuk mengajari orang berpikir bahwa di tempat yang penuh dengan ‘betonan’ ini, yang dulunya (mohon maaf) gersang, bisa menjadi hijau,” tutur Ketua RT yang juga menjabat sebagai Direktur Asia Pacific Certification Program ini.
Keberhasilan proyek ini telah mendapat pengakuan nasional dan internasional, termasuk sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM, rekor MURI, serta penghargaan International Growth Standard atas kontribusinya terhadap lingkungan.
Diharapkan, Media Percontohan ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain dalam mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Berita Lainnya
SEI Jajaki Kerja Sama Energi Bersih dengan Pemkot Palembang
Palembang (25/2/2025) - PT Surya Energi Indotama (SEI) melakukan kunjungan ke Kantor Wali Kota Palembang untuk menjajaki potensi kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dalam pengembangan implementasi energi bersih.
Rombongan SEI yang dipimpin oleh Komisaris SEI, Syahrial, didampingi Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, Khanestyo, Direktur Teknik dan Operasi, Ridwan Kurnia, beserta jajaran. Mereka disambut hangat oleh Wakil Wali Kota Palembang, Prima Salam, beserta para Kepala Dinas (Kadis) terkait dan jajaran.
Dalam pertemuan tersebut, SEI menyampaikan komitmennya untuk mendukung program pemerintah dalam transisi energi bersih. SEI menawarkan berbagai solusi energi terbarukan, khususnya energi surya, yang dapat diterapkan di Kota Palembang.
"Kami melihat Palembang memiliki potensi besar untuk pengembangan implementasi energi bersih. Kami siap bekerja sama dengan Pemkot Palembang untuk mewujudkan kota yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar Syahrial.
Wakil Wali Kota Palembang, Prima Salam, menyambut baik tawaran kerja sama dari SEI. Ia menyampaikan bahwa Pemkot Palembang memiliki komitmen yang kuat dalam pengembangan implementasi energi bersih.
"Kami sangat terbuka untuk kerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki visi yang sama dalam pengembangan implementasi energi bersih. Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Palembang," kata Prima.
Kedua belah pihak sepakat untuk membahas lebih lanjut mengenai potensi kerja sama yang dapat dilakukan. Kunjungan SEI ini merupakan langkah awal yang positif dalam upaya pengembangan energi bersih di Kota Palembang. Kerja sama antara SEI dan Pemkot Palembang diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Berita Lainnya
Deddy Corbuzier Kunjungi Pabrikan Modul Surya SEI dalam Rangka Eksplorasi Industri Pertahanan DEFEND ID
Bandung (26/2/2025) - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Sosial & Publik, Letkol Tituler Deddy Corbuzier, melakukan kunjungan ke pabrikan modul surya PT Surya Energi Indotama dalam rangka Eksplorasi Industri Pertahanan yang diadakan oleh DEFEND ID. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian yang sebelumnya juga telah mengunjungi PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan PT Len Industri (Persero).
Dalam kunjungan tersebut, Deddy Corbuzier berkesempatan untuk melihat langsung proses produksi modul surya di PT Surya Energi Indotama dan terlihat sangat terkesan dengan hasil karya yang dihasilkan. Ia didampingi oleh Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, Plt Direktur Teknik dan Operasi, Ridwan Kurnia dan Staff SCM, Choirul Rizal.
TampaK terjalin diskusi dengan pihak manajemen SEI mengenai potensi pengembangan energi surya untuk mendukung pertahanan negara. “Energi surya memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung pertahanan negara, Selain ramah lingkungan, energi surya juga dapat menjadi sumber energi yang mandiri dan terbarukan”. Ujar Choirul Rizal.
Deddy Corbuzier juga mengapresiasi langkah DEFEND ID dalam mengadakan Eksplorasi Industri Pertahanan ini. Menurutnya, kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai industri pertahanan Indonesia.
"Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya industri pertahanan bagi negara kita," ujarnya.
Plt Direktur Teknik dan Operasi PT Surya Energi Indotama, Ridwan Kurnia, menyambut baik kunjungan Deddy Corbuzier. Ia berharap kunjungan ini dapat mempererat kerja sama antara Kemenhan dan industri Pertahanan khususnya di bidang Energi Surya.
Kunjungan Deddy Corbuzier ke PT Surya Energi Indotama memperlihatkan komitmen kuat dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan Indonesia melalui inovasi energi terbarukan. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan energi, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan global. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi awal yang baik bagi perkembangan industri pertahanan di masa depan.
Berita Lainnya
Tidak Hanya Produksi Cokelat, Kini Ceres Berkomitmen Mengurangi Emisi Karbon Untuk Lingkungan
Dalam upaya mendukung transisi energi bersih dan meningkatkan efisiensi operasional, PT Perusahaan Industri Ceres (PT Ceres) telah mengadopsi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap on-grid berkapasitas 2,1 MWp.
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan berbahan dasar coklat ini, memasang PLTS di atas gedung-gedung perusahaan. PT Ceres juga dikenal sebagai salah satu perusahaan terkemuka di industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) di Indonesia. Langkah ini menegaskan bahwa penggunaan energi terbarukan di Indonesia bukan lagi sekadar alternatif, melainkan kebutuhan yang mendesak.
Proyek pemasangan PLTS di lingkungan PT Ceres merupakan hasil kerja sama erat antara PT Ceres sebagai pemilik gedung dan pengguna energi, Total Energies sebagai Developer, serta SEI sebagai EPC. PLTS ini memiliki kapasitas 2,1 MWp, dengan 17 inverter berkapasitas masing-masing 100 kW, sehingga total kapasitas AC mencapai 1,7 MW dan kapasitas DC modul mencapai 2,1 MW. Sistem ini mampu menyuplai listrik yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi di gedung produksi cokelat PT Ceres.
Selain itu, penggunaan sistem pemantauan canggih memungkinkan pemantauan kinerja PLTS secara real-time. PLTS ini juga dilengkapi dengan Uninterruptible Power Supply (UPS) yang dapat menyediakan daya cadangan dengan durasi hingga dua jam saat terjadi pemadaman listrik, memastikan tetap berlangsungnya pemantauan sistem.
Pemasangan PLTS di PT Ceres tidak hanya berhasil menekan biaya kebutuhan energi listrik, tetapi juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan kedepannya. Kolaborasi strategis ini menjadi wujud nyata dari komitmen bersama dalam beralih ke energi bersih dan efisien.
Dalam proses implementasinya, tantangan tentu tak terhindarkan, terutama dalam menjaga standar kualitas instalasi yang sesuai dengan harapan. Perbedaan ekspektasi terhadap kualitas pekerjaan subkontraktor menjadi salah satu hambatan yang dihadapi. Namun tentunya, semua dapat teratasi sebagaimana penuturan dari Project Engineer SEI dalam proyek ini, Rurizwan Syahru Wibisana.
"Untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, diperlukan komunikasi yang jelas, pengawasan yang ketat, serta evaluasi rutin. Harapannya, Ceres dapat segera merasakan efisiensi yang lebih optimal dari penggunaan PLTS dalam pencapaian target mereka," tutur Rurizwan yang juga berharap penggunaan sistem PLTS semakin optimal di PT Ceres kedepannya.
Meskipun berhadapan dengan berbagai tantangan pada proses instalasi PLTS-nya, Rurizwan beserta rekan dari SEI berhasil menyelesaikan instalasi sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh dan mendorong pertumbuhan industri energi surya di Indonesia. Dengan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk, SEI terus berupaya berkontribusi dalam pencapaian target energi bersih nasional.**