(022) 42830750 [email protected]
Media Sosial :
G20 dan Transisi Energi

G20 dan Transisi Energi

Perhelatan akbar G20 Bali pada Juni-November 2022 lalu telah sukses dilaksanakan. Sebuah prestasi ditorehkan dengan hadirnya 17 kepala negara peserta pada acara puncak di tengah situasi sulit dunia. Adapun anggota G20 adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Dalam KTT ini, beragam hasil konkrit berhasil disepakati sebagai solusi berbagai isu global. Salah satunya ialah transisi energi berkelanjutan. Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu isu prioritas dalam KTT G20 karena menjadi bagian dari solusi kunci mengatasi krisis energi global yang sedang terjadi.

Negara peserta sepakat untuk mempercepat transisi energi, termasuk memastikan tercapainya target pembangunan global berkelanjutan di tahun 2030. Khususnya untuk akses energi modern yang handal, berkelanjutan, dan terjangkau bagi semua. Seperti yang diketahui saat ini, transisi energi berkelanjutan memiliki peran begitu penting bagi perubahan iklim dunia.

KTT G20 Bali menekankan pentingnya pengembangan teknologi dan infrastruktur yang inovatif dan terjangkau. Hal ini bertujuan untuk mendukung transisi energi, termasuk pentingnya kerja sama transfer pengetahuan dan inovasi teknologi. Selain itu, kesepakatan berlanjut untuk saling meningkatkan investasi dan mendorong aliran dana kepada negara berkembang guna mempercepat transisi energi dan memperkuat kerja sama.

Percepatan transisi energi ini berprinsip mempertimbangkan keuntungan bagi semua pihak tanpa ada yang tertinggal dalam prosesnya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

  1. Memperkuat kepercayaan dan kejelasan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara nasional
  2. Meningkatkan ketahanan energi, stabilitas pasar, dan keterjangkauan
  3. Mengamankan pasokan energi dan infrastruktur
  4. Mengamankan sistem yang tangguh, berkelanjutan, dan andal
  5. Meningkatkan pelaksanaan efisiensi energi
  6. Mendiversifikasi sistem dan bauran energi
  7. Menurunkan emisi dari semua sumber energi

Disamping itu, tantangan yang perlu dihadapi adalah masalah dana selain masalah teknis seperti penguasaan teknologi, waktu pelaksanaan proyek, dan kesiapan industri pendukungnya. Transisi energi membutuhkan dana yang tidak sedikit, termasuk untuk mempercepat waktu pensiunnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam mengatasi tantangan tersebut, Indonesia berupaya melakukan sejumlah terobosan antara lain penerbitan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 mengenai Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Dengan adanya G20, inilah penguatan komitmen Indonesia dan dunia untuk mewujudkan dunia lebih baik dengan mempercepat proses transisi energi menuju energi bersih dan baru terbarukan.

Sumber: https://migas.esdm.go.id/post/read/menteri-energi-g20-harapkan-percepatan-transisi-energi-jadi-komitmen-bersama-dalam-ktt

AL Kharsaah, PLTS 800 MWp yang Digunakan Pada Piala Dunia Qatar 2022

AL Kharsaah, PLTS 800 MWp yang Digunakan Pada Piala Dunia Qatar 2022

Sejak diresmikan FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar serius membangun infrastruktur secara masif. Sekitar Rp 3.140 Triliun dihabiskan Pemerintah Qatar untuk menyukseskan gelaran Piala Dunia di negerinya. Nilai fantastis tersebut menjadikan FIFA World Cup 2022 sebagai penyelenggaraan piala dunia termahal sepanjang masa.

Selain membangun infrastruktur seperti stadion, hotel, bandara, dan sarana telekomunikasi, Qatar juga serius membangun pembangkit energi listrik ramah lingkungan. Salah satunya, PLTS Al Kharsaah dengan Kapasitas 800 MWp. Pembagkit Listrik Tenaga Surya yang dibangun untuk menyuplai kebutuhan energi selama perhelatan piala dunia berlangsung.

Al Kharsaah, PLTS pertama di Qatar yang memiliki kapasitas 800 MWp dengan luas area 10 kilometer persegi. Berjarak 80 km dari barat Ibu Kota Doha, PLTS ini dikembangkan oleh perusahaan minyak dan gas multinasional terintegrasi asal perancis yaitu Total Energies dan Qatar Energy bersama Marubeni sebagai mitra nya. 

Al Kharsaah mengintegrasikan 2 juta modul bifacial seri LONGi Hi-MO dengan efisiensi tinggi yang dipasang pada pelacak sumbu tunggal. Panel ini juga dilengkapi dengan sel Fotovoltaik di kedua sisi yang memungkinkan menangkap sinar matahari langsung di 1 sisi dan menangkap sinar yang dipantulkan di tanah oleh sisi lain sehingga listrik dapat diproduksi optimal.

Qatar meresmikan Al Kharsaah pada 18 Oktober 2022. Al Kharsaah mampu menyediakan kebutuhan listrik hingga 10% dari pasokan energi di Qatar, termasuk ketika Piala Dunia 2022 berlangsung.

Menteri Energi dan Presiden Qatar Energy, Saad Sherida Al Kaabi menuturkan bahwa Al Kharsaah merupakan salah satu PLTS terbesar di Timur Tengah. Keberadaannya mampu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Qatar yang mulai berkomitmen menggunakan energi non fosil.

Terakhir, Patrick Pouyanne sebagai Chairman and Chief Executive Officer Total Energies mengatakan bahwa proyek raksasa ini berkontribusi pada peta jalan keberlanjutan Qatar. Al Kharsaah membuktikan kemampuan Total Energies dalam mendukung negara-negara produsen minyak dalam transisi energi mereka. Misi menggabungkan gas alam dan energi matahari untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat. Menurutnya, keberhasilan tersebut membawa pihaknya lebih dekat pada tujuan meningkatkan kapasitas produksi 35 GW pada 2025 mendatang.

sumber: kora-jakarta.com, mediaedukasi.id, liputan9.com, listrikindonesia.com, energynews.portal.id, republika.co.id, merdeka.com, finance.detik.com

Gampang-Gampang Susah, Ini Tips Merawat PLTS Atap yang Perlu Diketahui

Gampang-Gampang Susah, Ini Tips Merawat PLTS Atap yang Perlu Diketahui

Siapa disini yang sudah memasang PLTS Atap di rumah? Untuk kamu yang sudah pasang, jangan lupa untuk merawat panel surya agar performanya tetap maksimal. Bagaimana caranya?

Merawat PLTS Atap bisa dibilang gampang-gampang susah. Pada dasarnya, sistem PLTS bersifat diam atau tidak berpindah-pindah. Maka, tidak banyak jenis perawatan yang dibutuhkan. Hal ini juga membuat potensi kerusakan fisik terbilang minim. Namun kendati demikian, PLTS tetap memerlukan perawatan berkala, baik mingguan, bulanan, atau semesteran. Untuk merawat PLTS, kamu bisa lakukan beberapa tips berikut.

Kuncinya,pastikan panel surya tetap bersih. Area permukaan panel surya adalah bagian paling utama. Pastikan area permukan panel surya tidak tertutupi oleh debu, kotoran burung, atau daun kering yang berpontensi menghalangi paparan sinar matahari.

Bersihkan Dengan Air Mengalir

Pada dasarnya, panel surya yang terpasang miring bisa bersih sendirinya saat diguyur hujan lebat. Namun apabila debu sudah mulai menebal, khususnya karena kemarau panjang, kamu bisa membersihkannya dengan air yang mengalir dan lap yang lembut. Air yang digunakan pun diusahakan air bersih. Apabila ingin menggunakan sabun, campurkan cairan sabun ke air terlebih dahulu. Hindari menuang langsung sabun ke panel karena zat kimia yang terkandung dikhawatirkan malah membekas dan sulit dibersihkan.

Gunakan Alat Pembersih yang Lembut

Menggunakan sikat yang keras tidak baik bagi panel surya. Oleh karenanya, gunakan alat pembersih seperti lap pel atau kanebo untuk menghindari goresan di lapisan kaca yang mampu memengaruhi efektivitas penyerapan sinar matahari.

Lakukan Pembersihan Pada Pagi atau Sore Hari

Saat siang hari, sistem PLTS sedang bekerja secara maksimal. Jika cuaca sedang terik, panel surya berada dalam kondisi panas. Ketika pembersihan dilakukan siang hari, hal ini bisa mengganggu efektivitas produksi listrik dan juga bisa membuatmu kepanasan. Lakukan pembersihan pada pagi atau sore hari dimana cuaca relatif lebih sejuk.

Perhatikan Komponen Lainnya

Tidak hanya permukaan panel saja, komponen PLTS lainnya pun perlu kamu perhatikan. Pastikan kabel yang ada di dekat panel tetap berada di tempat semestinya. Jangan pula menutupi panel surya. Bersihkan juga inverter PLTS dari debu-debu untuk menghindari kotoran yang bisa mengurangi performa sistem PLTS.

Lakukan Monitoring PLTS Secara Berkala

Memasang sistem monitoring untuk PLTS Atap di rumahmu bisa membuatmu lebih mudah dalam mengetahui performa PLTS yang dimiliki. Dengan mengetahui rekam jejak seperti energi yang dihasilkan setiap periode waktu tertentu, kamu bisa menganalis apabila terjadi penuruan performa atau masalah lainnya.

Monitoring atau pengecekan ini bisa dilakukan sendiri dengan form checklist yang sebelumnya sudah dibuat. Apabila merasa kesulitan, kamu juga bisa meminta jasa professional untuk melakukan maintenance pada PLTS Atap di rumahmu. SEI melalui produk jasa LenSOLAR menyediakan jasa maintenance bagi PLTS Atap di rumah dengan pelayanan terbaik dan harga yang terjangkau. Untuk informasi lebih lanjut terkait jasa perawatan PLTS, hubungi contact person yang tertera di website www.suryaenergi.com !Nah, sekarang kamu sudah tahu kan cara merawat PLTS Atap di rumahmu? Masih mudah bukan? Ayo gunakan PLTS Atap dan terus dukung penggunaan energi baru terbarukan di sekitar kita!

Riset PLTS Apung: BRIN, SEI, dan Gani Arta Peduli Pemanfaatan Sumber Daya Energi yang Ramah Lingkungan

Riset PLTS Apung: BRIN, SEI, dan Gani Arta Peduli Pemanfaatan Sumber Daya Energi yang Ramah Lingkungan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya, salah satunya sumber daya energi. Mulai dari minyak bumi, panas bumi, ombak, angin, matahari, dan lainnya. Pemanfaatan sumber daya energi yang maksimal dan ramah lingkungan akan menghasilkan kebermanfaatan bagi masyarakat serta keseimbangan bagi alam. Hal tersebut dapat terwujud ketika masyarakat paham atas pengelolaan berbasis lingkungan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demi mewujudkan pemanfaatan sumber daya energi yang maksimal dengan menggunakan teknologi terkini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Surya Energi Indotama (SEI), dan Gani Arta Dwitunggal sepakat untuk melakukan kerja sama Riset tentang Penerapan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Atas Permukaan Air. Penelitian yang dimulai sejak Juli 2022 ini bertempat di Kawasan PUSPIPTEK BRIN Serpong, tepatnya di area sekitar Danau Masjid Bahrul Ulum.

Pada proyek bersama ini, BRIN melalui Organisasi Riset Energi dan Manufaktur berperan sebagai pelaksana teknis penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan penelitian berdasarkan Pasal 10 dan 11 Peraturan BRIN No. 7 Tahun 2022. Adapun SEI dan Gani Arta Dwitunggal menjadi perusahaan yang mensupport kebutuhan komponen penelitian Tim Riset BRIN. Salah satunya, SEI memberikan 16 Panel Modul Surya beserta dengan relnya, dan Gani Arta Dwitunggal memberikan sistem pengapung (floater) untuk peletakkan modul tenaga surya.

Penelitian ini memiliki tujuan besar untuk memanfaatkan energi matahari yang berpotensi besar di Indonesia. Semakin tingginya pembangunan di kawasan darat menjadi pemukiman atau industri, pemanfaatan area perairan dengan sistem PLTS Apung bisa menjadi solusi pemanfaatan energi baru terbarukan. Analisi kinera dari penelitian ini adalah perihal kesetimbangan energi, kajian karkteristik modul fotovoltaik yang mencakup efisiensi, kondisi fisik temperature dan kondisi visual,  karakteristik kondisi air yang nantinya akan tertutup modul fotovoltaik, kondisi fisik floater (warna, kekuatan, dan ketahanan), serta temperature ambient.

Harapannya, penelitian ini akan menjadi proyek bersama yang menghasilkan sebuah penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diimplementasikan untuk pemanfaatan sumber daya energi yang maksimal dan ramah lingkungan. Selain itu, segala proses dari penelitian ini dapat menjadi pengalaman bagi seluruh pihak untuk melanjutkan konservasi energi di bidang yang sama di masa mendatang.

7 Bulan Terpasang, Saung Tenaga Surya Taman Tegallega Kian Bermanfaat untuk Masyarakat

7 Bulan Terpasang, Saung Tenaga Surya Taman Tegallega Kian Bermanfaat untuk Masyarakat

Sebanyak 5 unit saung tenaga surya Program CSR PT Len Industri dan PT Surya Energi Indotama (SEI) telah terpasang di Taman Tegallega Bandung sejak Januari 2022 lalu. Diresmikan oleh Wali Kota Bandung, keberadaan Saung Tenaga Surya ini kian memberikan manfaat bagi warga pengunjung Taman Tegallega. Beberapa warga yang biasa berolahraga di Taman Tegallega memanfaatkan saung ini untuk beristirahat usai lelah berlari mengelilingi tugu Bandung Lautan Api. Tak hanya itu, mereka pun bisa mengisi baterai HP dari charging port yang telah disediakan di meja saung.

Berdasarkan penuturan warga, mereka sangat terbantu dengan keberadaan saung tenaga surya ini. “Ya bermanfaat untuk istirahat setelah olahraga atau untuk ngecas HP,” ujar salah seorang warga. Atau juga petugas keamanan yang merasakan manfaat lainnya dari lampu penerangan otomatis yang terpasang di saung dan akan menyala pada saat malam hari. “Sangat terbantu, khususnya ketika sedang jaga piket. Karena kan disini ada beberapa yang lampu penerangan umumnya tidak nyala.”

Melihat antusiasme pengunjung Taman Tegallega dan juga kebermanfaatan Saung Tenaga Surya yang bisa dirasakan langsung oleh warga, PT SEI akan terus melanjutkan Program CSR ini dengan memasang kembali 5 titik saung di Taman Tegallega Bandung. Hal ini dirasa merupakan strategi yang baik untuk memberikan manfaat dan meningkatkan CSV (Corporate Shared Value) dari program yang digulirkan.

Terakhir, mengingat atas apa yang telah disampaikan pada saat peresmian Januari lalu, Saung Tenaga Surya ini adalah wujud inovasi karya anak bangsa, khususnya warga Bandung dalam mengimplementasikan teknologi ramah lingungan dan green energy. Selain itu, Saung Tenaga Surya ini akan mendukung Pemkot Bandung dalam implementasi program “Bandung Caang Baranang” yang dicanangkan.

Pengembangan PLTS Atap di Sektor Rumah Tangga dan Industri Masih Harus Dikembangkan

Pengembangan PLTS Atap di Sektor Rumah Tangga dan Industri Masih Harus Dikembangkan

Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap saat ini sudah tidak asing lagi di masyarakat tentang kegunaannya yang mampu memberikan penghematan listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerangkan bahwa potensi PLTS Atap yang masih bisa dikembangkan di Indonesia mencapai 32,5 gigawatt (GW). Sektor rumah tangga mengambil potensi paling banyak yakni sebesar 19,8 GW, lalu diikuti sektor bisnis 5,9 GW, sektor industri 1,9 GW, dan sektor pemerintah sebesar 0,3 GW.

Direktur Aneka Energi terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan pemanfaatan atap-atap sebagai penempatan PLTS menjadi solusi untuk pembangunan PLTS yang biasanya memakan lahan cukup luas. Dengan adanya PLTS Atap selama ini Andriah berharap biaya untuk pengadaan lahan PLTS dapat dikurangi, beriringan dengan program pemerintah untuk implementasi PLTS Atap yang ditargetkan mencapai 3,61 GW pada tahun 2025 nanti.

Di sisi lain, pada sektor industri, penggunaan PLTS Atap akan menaikkan daya saing industri di Indonesia. Apalagi Uni Eropa berencana menerapkan mekanisme penyesuaian batas karbon yang akan berdampak terhadap ekspor Indonesia ke Uni Eropa.

Dalam pertemuan terpisah, Direktur INDEF (Institute for Development of Economic and Finance) Beryl Martawadaya mengatakan bahwa untuk hal energi baru terbarukan, pemerintah harus melihat secara komprehensif, salah satunya dalam sudut pandang dampak perekonomian untuk Indonesia.

Per April 2022, pengguna PLTS Atap yang terdaftar di seluruh Indonesia masih mencapai 5.547 pelanggan dengan kapasitas 0,06 GW yang didominasi oleh sektor rumah tangga. Dari lokasinya, Jawa Barat mendominasi sebagai pelanggan PLTS Atap tertinggi, disusul oleh Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Komponen PLTS Atap meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik pelanggan, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor-impor. Tujuan dan manfaat dari PLTS Atap yakni sebagai solusi penghematan tagihan listrik pelanggan, mendapat pasokan listrik dari energi bersih yakni Energi Baru Terbarukan, dan sekaligus berkontribusi menurunkan efek emisi gas rumah kaca.

Untuk mewujudkan pengembangan PLTS Atap baik di sektor rumah tangga maupun industri, pemerintah harus bersinergi dengan seluruh pihak yang terlibat. Mulai dari pada perusahaan pengembang energi surya, kalangan industri, manufaktur, hingga konsumen. Pemerintah harus menetapkan kebijakan yang mendukung dan menguntungkan seluruh pihak demi mencapai tujuan baik bersama.

Inovasi Pemanfaatan Panel Surya dalam Konsep Pertanian Perkotaan

Inovasi Pemanfaatan Panel Surya dalam Konsep Pertanian Perkotaan

Bandung, (14/10/2021) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung meresmikan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Aksi Mitigasi Inflasi Hortikultura (AMIH) dan Bandung Tanam Jilid III yang bertempat di halaman Masjid Riyadhul Jannah, Komplek De Marrakesh, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.

Acara yang dihadiri oleh Wali Kota Bandung tersebut sekaligus menjadi momen peluncuran teknologi terbarukan bernama Solar Farming yang berfungsi sebagai proses penanaman dalam hal ini penyiraman di lokasi Urban Farming.

Teknologi ini didukung penuh oleh PT Surya Energi Indotama dimana panel surya yang digunakan memiliki sistem hybrid dan dikontrol melalui inverter dan baterai output 220Volt. Daya yang dihasilkan dari PLTS tersebut digunakan untuk menggerakkan pompa dan menyalurkan air ke tanaman.

Dalam hal ini, Wali Kota Bandung Oded M. Danial sangat mengapresiasi pemanfaatan teknologi terbarukan ini sebagai pemanfaatan Urban Farming dan berharap ke depannya banyak kalangan lain yang juga mengimplementasikan pemanfaatan teknologi tenaga surya ini sebagai kebutuhan bersama.

Solar Kit Generasi Pertama, Solusi Hemat Biaya Listrik di Rumah

Solar Kit Generasi Pertama, Solusi Hemat Biaya Listrik di Rumah

Sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di bidang energi terbarukan dan untuk menjawab tantangan kontribusi di sektor energi terbarukan, PT Surya Energi Indotama (SEI) berinovasi dengan meluncurkan produk terbarunya, yaitu Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen.

Solar kit ini merupakan PLTS On Grid atau terhubung dengan jaringan PLN, dengan sistem kerja yang memanfaatkan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik, untuk dapat digunakan pada siang hari.

Direktur Utama PT SEI Bambang Iswanto menjelaskan, perpaduan antara panel surya, mikro inverter, dan rangka hidrolik ini memudahkan konsumen untuk memasang panel surya secara mandiri. Serta menghasilkan energi lebih banyak dengan biaya yang lebih ekonomis.

Panel surya yang digunakan diproduksi oleh PT Len Industri (Persero) yang merupakan induk perusahaan PT SEI. Sementara itu, PT Len Industri merupakan perusahaan BUMN berbasis teknologi yang bergerak di bidang teknologi pertahanan, transportasi kereta api, PLTS energi baru terbarukan, serta TIK dan navigasi.

"Produk ini menjadi solusi alternatif untuk menghemat biaya listrik di rumah. Keunggulan produk ini adalah mudah dipasang, aman dipasang di mana saja, dan juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (11/10/2021).

Produk ini juga tahan air dengan Protection Index 65, memiliki rangka yang dapat diatur ketinggiannya agar terhindar dari genangan air, serta memiliki sistem pemantauan energi melalui adaptor pintar yang disediakan.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, untuk satu unit produk Solar Kit Generasi Pertama, PT SEI menerapkan harga peluncuran dari Rp6.999.999 hingga Rp5.999.999. Harga periode peluncuran ini berlaku mulai 10 Oktober 2021 hingga 16 Oktober 2021.

"Pembelian produk ini dapat dilakukan melalui marketplace dan website www.lensolar.co.id dengan sistem pre-order," kata Bambang.

Bambang berharap dengan hadirnya produk PLTS yang ringkas dan ekonomis ini dapat menjadi solusi alternatif bagi masyarakat yang ingin mencoba menggunakan dan beralih ke energi yang lebih bersih dimulai dengan kapasitas kecil.

(sumber: liputan6.com)

Lebih Irit, Urban Farming di Bandung Pakai Solar Cell

Lebih Irit, Urban Farming di Bandung Pakai Solar Cell

Bandung – Teknologi listrik tenaga matahari mulai memasyarakat seperti yang terlihat di lahan pertanian urban farming di Rancasari, Kota Bandung. Lebih irit gaess…

(sumber: https://www.deik.com/)

Canggih Euy! Urban Farming di Bandung Pakai Energi Matahari

Canggih Euy! Urban Farming di Bandung Pakai Energi Matahari

Bandung – Canggih euy! Kata itu yang menggambarkan proses bercocok tanam di Buaruan Sehat Alami Ekonomis (SAE) P2L Riyadhul Jannah yang berada di Perumahan Demarekesh, Derwati, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Tidak membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) banyak di lokasi urban farming ini sudah serba menggunakan teknologi dari mulai menyiram sayur yang dikendalikan menggunakan ponsel dan bisa dilakukan dari jarak jauh, hingga sumber listrik yang digunakan menggunakan solar cell atau dinamai solar farming.

Dengan menggunakan teknologi terbarukan ini, proses bercocok tanam di lokasi urban farming ini lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, dapat menghemat persediaan listrik nasional.

Teknolgi solar farming yang diterapkan di lokasi urban farming ini bekerja sama dengan PT Surya Energi Indotama atau anak perusahaan dari PT Len.

“Kita kolaborasi dengan peningkatan teknologi yang bekerja dengan PT Len dan beberapa tenaga ahli dari warga yang memiliki spesifikasi ilmu dan mengaplikasikan dalam pertanian,” kata DKM Masjid Riyadhul Jannah, Aston kepada detikcom, Kamis (14/10/2021).

“Kalau pertanian yang dulu hanya sekedar nyangkul dan semua orang bisa. Tapi bagaimana teknologi bisa diterapkan sehingga kesannya tuh kita sebut smart farming,” tambahnya.

Aston mengungkapkan, hanya melalui genggaman ponsel jaringan listrik yang menggunakan solar cell dan penyiraman sayuran bisa dilakukan, bahkan dilakukan dari jarak jauh asal ponsel kita terhubung ke jaringan internet.

“Smart farming itu adalah pengiriman dengan menggunakan teknologi, kebetulan yang sudah kita terapkan penyiraman dan pemanfaatan sumber daya energi listrik, yang biasanya kita gunakan PLN kini menggunakan pembaharuan yaitu panel surya,” ungkapnya.

Aston menyebut, banyak kelebihan yang didapatkan dengan menggunakan solar cell ini, salah satunya efisiensi energi listrik.

“Kelebihannya efisiensi penggunaan daya, yang selama inikan kita gunakan listrik PLN, kita bisa menghemat tanpa menggunakan daya PLN. Ekonomis dalam penggunaan daya,” sebutnya.

Meski demikian, dengan luasan urban farming yang ada di lokasi masjid ini, menurutnya harus ada 5 solar cell yang terpasang agar bisa memenuhi kebutuhan listriknya.

“Menghasilkan 250 watt, idealnya kapasitas seluruh ini 5 panel, karena ini baru prototype dari sisi penerapan teknologi ini bisa tepat guna kita baru menggunakan dengan skup terbatas, setelah diaplikasi bisa teruji, jika ini berhasil kita akan kerjasama dengan PT Len ditambah dayanya, sekarang satu buat penyiraman saja dalam radius 20 meter, sedangkan kita ada 200 meter kiri kanan,” jelasnya.

Indra Budi Utomo salah satu mentor PT Len untuk lokasi urban farming ini mengatakan, sumber listrik yang digunakan untuk penyiraman secara otomatis ini berasal dari energi matahari.

“Panel surya di sini sistemnya hybrid semua dikontrol melalui inverter listrik tenaga matahari, masuk ke inverter dan dikonsidikan masuk ke bank batre, nah dari bank batre itu ada output 220 volt. Ini digunakan untuk menggerakkan pompa ada dua pompa dari kolam resensi ke toren dan dari toren ke pompa pendorong untuk menyalurkan air,” ujar Indra.

Indra menuturkan, sumber listrik yang dihasilkan dari solar cell ini lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan listrik PLN.

“Ini lebih ekonomis daripada naik kabel PLN, ini bisa diterapkan di mana saja untuk penggunanya. Ini bisa menjadi percontohan, kita manfaatkan kolam regensi dan menggunakan teknologi green energi ini,” tuturnya.

Dengan energi matahari, kebutuhan listri lebih hemat Foto: Wisma Putra

Indra juga menyebut, tidak perlu khawatir jika cuaca mendung karena ada bank batre maka ada sumber listrik yang tersimpan.

“Kalau enggak panas, contoh seperti ini kita punya safety faktor bank batre sebesar 1,2 KW, di mana pompa sendiri dia kapasitasnya 250 watt, sedangkan untuk penyiraman maksimal satu jam, artinya itu dari batre sendiri visa kuat 2-3 hari untuk jalan satu jam per hari, misalnya hari ini mendung tapi batre terisi hari kemarin ini tidak masalah,” paparnya.

Penerapan teknologi di lokasi urban farming diapresiasi Wali Kota Bandung Oded M Danial.

“Itu yang saya sangat banggakan, karena itu lahir dan terwujud atas ide warga Kota Bandung yang melek teknologi dan dilakukan langsung di wilayah masing-masing,” ujar Oded.

Oded meminta, agar warga Kota Nandung lainnya untuk menerapkan penggunaan teknologi di lokasi urban farmingnya.

“Saya berharap ini bisa direplikasi di wilayah lain, sehingga Bandung bisa menjadi kota, walaupun Bandung merupakan kota metropolitan tapi urusan urban farming nya keren,” pungkasnya.

(sumber: https://www.deik.com/)

PT Surya Energi Indotama Kontak Kami:
Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama

PT Surya Energi Indotama (SEI) berdiri pada tanggal 6 Desember 2007 dan diambil alih sebagai anak perusahaan dari PT Len Industri (Persero) pada 14 Januari 2009.